Senin, 18 April 2011

Sebak Watak Bele



April 2011 meskipun hanya di beri waktu tiga hari,,,mumpung tiket dibayarin aku pulang ke Adonara. Tiga hari adalah waktu yang cukup untuk bertemu berpamitan dengan keluarga di kampung sebelum pergi mengikuti ujian di negri kompeni.
Tiga hari juga waktu yang cukup untuk menjalankan agenda utama ku : Ore. Aku selalu menghargai ore sebagai saat paling berharga dalam hidup ku. Saat yang menghubungkan realita kehidupanku dengan dunia leluhur yang penuh dengan kebijaksanaan hidup. Ore (makan dengan leluhur) adalah saat dimana aku secara pribadi dapat menghayati semua yang sudah ku capai di hari-hari terdahulu dan merencanakan hari-hari depan hidupku dalam terang kasih dan restu leluhur. Misi utama terselesaikan dengan sangat baik.
Tetapi tanah moyangku bukan tanah hampa tanpa jiwa. Tepat pada saat akan jauh merantau seorang diri, meski alasan ku jelas untuk kehidupan yang lebih baik bagi lewotana tapi tentu saja ada sedikit ragu tentang apa ini jalan yang benar dan apa aku akan cukup kuat menjaga mimpi untuk kemudian kembali ke tanah ekan, karna negri kompeni di bumbui berbagai fasilitas dan keindahan yang memberikan banyak kesempatan dan kenyamanan. Tepat pada saat itulah aku mendapat kan satu kalimat sakti yang menguatkan kakek ku dulu pergi menjauh dari daerah kekuasaan kakek moyangnya. "Sebak Watak Be'le", adalah kalimat pendek yang secara harafiah berarti "Mencari Jagung Besar". Kalimat ini dimaknai sebagai mencari rejeki di tanah lain untuk membangun kampung halaman, dan kalimat inilah yang menguatkan ku untuk terus berjuang karna begitulah hidup sejak dari beribu-ribu tahun lalu,,,,,dan disinilah aku sekarang,,,kedinginan di taman tulip Eropa ini tetapi percaya tidak sendirian di jalan ini.


Comments
0 Comments

Tidak ada komentar: