Minggu, 25 November 2012

Jagung Titi: dari Oleh-oleh Hingga Keringat Perempuan Adonara


Gambar:http://mezigzag12.blogspot.com

Oleh-oleh
Ini secuplik kisah tentang jagung titi. Seorang pria Indonesia, yang kebetulan lahir di Adonara, hendak bertemu dengan seorang wanita Indonesia yang kebetulan lahir di pulau Jawa. Karena ketemunya di Jakarta, si pria (bukan pria lajang kayak di kontes tivi!) tidak lupa membawa oleh-oleh dari daerah asalnya. Pilihan jatuh ke jagung titi.
”Ini makanan paling enak di tempat asal saya,“ kata si pria, “silahkan dicoba.” Penasaran, si wanita mencoba menyantapnya. Wah...ada sensasi crispy di mulut. Dan benar, rasanya enak. Kejadian tersebut berlangsung beberapa tahun lalu. Kini, datang lagi pria lain dari propinsi yang sama. Tentu saja si tuan rumah tak lupa menagih oleh-oleh yang sama.
“Mana jagung titi, makanan yang paling enak itu?” Tanya si wanita, yang tak lain adalah Megawati Soekarnoputri. Si pria, yakni Eston Feonay, sejenak tampak tak mengerti apa gerangan yang dimaksud, sampai kemudian ia diberi penjelasan tambahan.
Pak Eston mengangguk, tapi bukan anggukan setuju. Beliau hanya mengangguk tanda mengerti.  Ia tentunya mengakui, bahwa meski sama-sama jagung, yang paling enak pastilah jagung bose hehehehe….. Itulah sekilas cerita jagung-jagungan ala Frans Leburaya, Gubernur NTT sejak 2008, Eston Feonay, Wagub NTT 2008-2013, dan Megawati Soekarnoputri, Tokoh Wanita Indonesia.
Benar tidaknya kisah ini, penulis tidak tahu. Yang penulis tahu, cerita ini dituturkan oleh Bapak Frans Leburaya sendiri saat beliau berkenan hadir membuka kegiatan salah satu kelompok pelajar.

Jagung titi
Jagung titi memang salah satu jenis makanan yang sangat populer dari wilayah paling timur pulau Flores. Untuk orang-orang yang baru tiba dari Adonara, pilihan oleh-oleh favorit tentu saja jatuh ke jagung titi.
Jenis makanan ini memang terdengar eksotis di telinga perkotaan sebagai makanan khas sekelompok masyarakat yang jumlahnya hanya sepersekian persen warga nusantara. Tapi bagi warga Adonara, kata ini memiliki arti tersendiri karena punya ikatan emosional tertentu. Kalau dalam do’a yang diajarkan Yesus diucapkan “give us today our daily bread, maka kami akan sangat senang seandainya kata bread diganti saja dengan jagung titi. (Hahaha).
Jagung sendiri memang diperkenalkan oleh orang-orang Eropa sekitar abad ke-16 (membuat istilah pangan lokal jadi rancu), tak ketinggalan memasuki kehidupan harian warga Adonara. Lantas, satu jenis pengolahan yang kini diberi nama “jagung titi” pun dikenal di sana. 
Bagi orang yang melakukan perjalanan jauh, bahan makanan jadi yang paling awet bertahan, bahkan dalam hitungan minggu sampai bulan, adalah jagung titi. Pas untuk warga Adonara yang sering jadi perantauan di pulau-pulau tetangga hingga ke negeri yang jauh, jagung titi tetap menjadi andalan.
Di desa saya, jagung titi cukup mewarnai kehidupan warga. Tidak sekadar kata. Kalau beberapa tahun lalu anda berada di kampung saya, maka pagi-pagi akan kedengaran suara dentang batu beradu di dapur-dapur rumah tempat ibu-ibu membuat jagung titi. Pernah dalam waktu tertentu, dentang batu bahkan dijadikan pertanda waktu.
Saya bangun tepat dentang batu pertama berbunyi, demikian orang menunjukkan kapan waktunya bangun. Atau saya terjaga waktu terdengar dentang batu itu. Kata mereka. Sayang, kini jagung makin sulit tersedia karena seringnya gagal panen.

Banyak jenisnya
Faktanya, jagung titi memiliki banyak sebutan atau jenisnya. Ada wata’ ketane’, wata omayeng, dan wata’ kerogon.
Membuat jagung titi membutuhkan waktu yang cukup lama. Karenanya waktu terlama dipakai untuk membuat jagung terbaik, yaitu wata’ kerogon.
Jagung yang paling cepat dibuat disebut wata’ ketane. Jagung disangrai dengan waktu cukup cepat, lalu dititi ketika masih setengah matang. Jagung ini biasanya untuk campuran beras atau nasi.

Butuh keringat!
Tahukah anda, bahwa segenggam jagung titi yang anda pegang, tidak dibuat secepat kita menghabiskannya? Jagung dititi dalam butiran-butiran, dan sekali titi hanya terdiri dari satu, dua, atau tiga butir jagung. Satu tempayan jagung seukuran satu toples bisa diselesaikan dalam waktu lebih dari satu jam.
Sebagian besar ibu-ibu dan anak gadis hampir pasti diberi kewajiban untuk melakukan pekerjaan ini. Sedangkan bagi laki-laki, ini dipandang sebagai pekerjaan dapur dan urusan para wanita.
Tidak cuma menyiapkan hidangan itu. Di ladang jagung, kaum wanita juga berperan. Mereka menugal, menanam, hingga memanen. Sedangkan laki-lakinya dominan di membuka kebun, membersihkan ladang, dan urusan pergudangan di lumbung. Pada acara-acara kebersamaan, jagung titi adalah hidangan yang utama. Setiap keluarga bisa mengumpulkan masing-masing jagung titi kepada petugas untuk kemudian dibagikan lagi pada saat acara minum bersama.

Bagi sahabat maupun anggota keluarga yang lagi perantauan, jagung titi akan menjadi tanda cinta mereka yang di kampung untuk kalian.


Comments
0 Comments

Tidak ada komentar: