Kamis, 08 Agustus 2013

Kampung Mana yang Letaknya Paling Tinggi?

Gambar: Gebi Djaro

Meski puncak Ile Boleng tercatat sebagai titik tertinggi di Adonara, yaitu sekitar 1660 meter dari permukaan laut (m dpl), ternyata kampung-kampung di sekeliling gunung ini tidak ikut berada pada lokasi tertinggi. Faktanya, kampung yang menempati posisi tertinggi di pulau kita justru terletak di seputar puncak Bukit Seburi.
Dengan ketinggian sekitar 964 meter dari permukaan laut, Bukit Seburi terbentang dari wilayah kecamatan Adonara Tengah hingga Adonara Barat. Dekat puncak ini kokoh berdiri sejumlah kampung yang sering tampak berada di atas awan. Sebut saja kampung Bui-Bayuwuan di desa Kokotobo kecamatan Adonara Tengah yang merupakan titik tertinggi yang masih dihuni oleh manusia di pulau kita (772m dpl). Menyusul posisi kedua ditempati kampung Lewopao di desa Lewobele (771m dpl), yang berada di kecamatan yang sama. Kampung Lite menempati urutan berikutnya (754m dpl). Sementara Waihelan yang termasuk desa Bukit Seburi di Kecamatan Adonara  Barat menempati urutan kelima (679m dpl) setelah kampung Waiwoten di kecamatan Adonara Tengah (684m dpl).
Untuk peringkat ketinggian letak kampung di seputar Ile Boleng, urutan pertama ditempati Lamalota (570 m dpl). Menyusul kampung Lamahelan atas (496m dpl), dan kemudian Dua-Muda (393m dpl), dan diakhiri Lamabayung yang menempati ketinggian paling kecil (253m dpl). Dapat anda perhatikan bahwa kampung Waihelan masih lebih tinggi posisinya dari kampung Lamalota yang merupakan titik tertinggi di antara kampung-kampung seputar lereng ile Boleng.
Dari kemiringan lereng, tentu Ile Boleng menempati indeks kemiringan tertinggi, sementara Bukit Seburi tidak begitu besar. Alasan ini yang menyebabkan lokasi kampung di seputar Bukit Seburi dapat dibangun di lereng dekat puncak. Alhasil, kampung Bui-Bayuwuan sendiri menempati 0.8 dari total ketinggian Bukit Seburi, sementara Lamalota hanya menempati sekitar 0.3 dari total ketinggian Ile Boleng.
Semakin tinggi titik, tentu semakin turun suhunya. Tetapi menurut pengalaman, kampung dengan suhu paling rendah adalah Waihelan karena kurang terpapar matahari. Di kampung ini, sering pada pukul tiga petang sinar matahari tak tampak lagi karena terhalang bukit di sebelah barat. Akibatnya, hawa sejuk merasuk lebih awal. Jika anda tidak terbiasa suhu dingin, harap memutuskan untuk membawa pakaian tebal ketika menuju tempat ini. 

Efek lainnya, jika memasak air untuk minum teh, ibu-ibu di Bui-Bayuwuan lebih beruntung karena lebih cepat mendidih airnya pada suhu yang sama dibandingkan dengan ibu-ibu di Lamalota. Menurut sains, masalahnya tidak terletak pada airnya, tetapi pada tekanan udara yang berkurang seiring bertambahnya ketinggian titik.
Untuk kepentingan praktis, perbedaan ketinggian titik ini juga penting untuk mengalirkan air dari satu tempat ke tempat lain dengan sistim gravitasi. Air tawar dari seputar Bukit Seburi tentu dapat dialirkan tanpa bantuan pompa ke kampung-kampung sekitar lereng Ile Boleng, tetapi tidak sebaliknya. (Smpt, Google.earth)
Comments
0 Comments

Tidak ada komentar: