Rabu, 14 April 2010

Beliko


Perumahan di kampung selalu terletak di tanah miring. Di bagian lebih rendah dari halaman rumah biasanya dibut beliko. Apa itu beliko?
Harafiah berarti pembatas. Bagi anak-anak, beliko sangat cocok untuk bermain petak umpet. Rimbunan tanaman pada beliko bisa menjadi tempat persembunyian yang disukai. Pada beliko sering ditanami tanaman keras atau tanaman pagar hidup. Di tempat inilah sampah organik dari tiap rumah ditimbun untuk kemudian membusuk.
Karena terdapat tanah hasil penguraian sampah, tempat ini sangat sesuai untuk menanam tanaman ataupun pohon keras. Tanaman coklat, vanili, mangga, ataupun kelapa sangat subur di tempat ini, meski terletak di dalam kampung. Sayangnya, tempat ini sangat sempit sehingga hanya bisa memuat beberapa batang tanaman.
Pada saat sampah tiap rumah tangga masih sedikit, tempat ini masih cukup efektif. Kecepatan penguraian sampah dan penimbunan sampah yang baru masih sama, sehingga sampah boleh saja ditimbun di sana tanpa masalah.
Persoalan timbul ketika volume tanah humus dari hasil penguraian sampah menjadi berlimpah sehingga struktur tanah menjadi berubah. Tanah humus biasanya lebih lunak dari tanah asli sehingga mudah longsor. Apalagi kalau jalur banjir ada yang memotong beliko tersebut sehingga banyak dari humusnya ikut terbawa.
Untuk perencanaan tata letak desa, ada baiknya memperhatikan pula fungsi beliko ini sebagai penghimpun sampah organik rumah tangga. Kini, beliko telah banyak diganti dengan talut, menjadi gersang dan panas. Tidak pula bisa dijadikan untuk tempat bermain anak-anak.
Kantor Balai Desa Watobaya


Comments
0 Comments

Tidak ada komentar: