Rabu, 05 Oktober 2011

Penambahan Daya 1 MW, PLN Siap Nyalakan Adonara

Setelah PLTD Waiwerang beroperasi dua puluh empat jam tahun 2011 lalu, PT PLN (PERSERO) Ranting Adonara kini memulai lagi gebrakan baru dengan menambah produksi daya. Penambahan daya untuk ranting Adonara dilakukan di PLTD Waiwerang.
“Kontrak penambahan daya satu megawatt berlaku sejak Agustus kemarin,” jelas Maskur, Site Supervisor PT. Wahana sebagai pelaksana harian di PLTD Waiwerang, Sabtu (1/10) kemarin.
Meski begitu, akunya, masih ada permintaan penurunan daya karena jaringan yang belum siap. “Rata-rata operasi mesin kami membangkitkan daya di bawah satu megawatt, terutama pada siang hari karena beban (kebutuhan daya-red) yang sedianya akan kami layani hanya sebesar itu,” ujarnya.
Pengamatan Simpet Adonara di PLTD Waiwerang, konsumsi daya lebih besar dari satu megawatt hanya terjadi pada beban puncak, sekitar pukul lima sore sampai pukul sepuluh malam. Sementara itu, pembukaan jaringan baru sedang dilakukan PLN di sejumlah titik lokasi di seputar pulau Adonara.
Pembukaan jaringan lingkar Adonara menuju sub ranting Adonara Barat sedianya dilakukan dengan menyambung jaringan distribusi dari Baniona di kecamatan Wotan Ulumado ke Wureh di kecamatan Adonara Barat. Saluran distribusi ke Adonara Tengah pun sedang dalam proses pembangunan.
Salah satu warga Adonara Barat yang enggan dipublikasikan namanya mengatakan, ia sangat mengharapkan adanya aliran listrik siang malam untuk mendukung kegiatan usahanya.
“Bidang usaha saya adalah fotocopy dan ATK (Alat tulis kantor-red). Selain saya, ada banyak usaha lain yang membutuhkan aliran listrik seperti usaha perbengkelan, pertokoan, dan perkantoran”, akunya sambil menambahkan bahwa gebrakan ini tentunya akan peningkatkan produktivitas dirinya selaku konsumen PLN (smpt)
Comments
1 Comments

1 komentar:

Petronela Somi Kedan mengatakan...

pusing,,,,sekarang ini sedang marak2 nya MDG (Milenium Development Goals) acuan kerjanya beberapa NGO dan institusi pemerintah untuk menuju negara berkembang. Dan kalau di pikir-pikir; menjadi negara berkembang hanyalah satu jalan saja untuk mempersiapkan negara miskin menuju globalisasi. dan listrik adalah salah satu alat yang bisa mempercepat arus informasi untuk globalisasi. dengan kekuatan masyarakat pada adat yang lemah,,,negara kita akan semakin gampang di bawa kehendak asing(penjajahan model baru). tapi menolak listrik juga susah, sudah sekian lama Indonesia Timur (apalagi Adonara) jauh dari perhatian pemerintah pusat apalagi pemerintah provinsi, dan listrik menjadi salah satu hadian manis buat rakyat, memberikan hiburan dan juga informasi, membantu usaha kecil, pusat kesehatan dan lembaga-lembaga pendidikan. pertanyaannya kemudian; bisakah kita menjaga keaslian keindahan; tradisi, budaya dan alam tanpa mencegah listrik masuk desa???atau mungkin ada jalan lain supaya euforia mendapat listrik tidak membuat kita berfoya-foya dengan energi bumi yang mulai terbatas ini. memberikan sedikit sumbangsih pada penghematan energi bumi dan perlambatan perubahan iklim?