Dia tengadah
Pandangi ujung bukit yang di sana
Beban ada di kepalanya
Peluh ada di keningnya
Tanjakan ini mesti lalu
Demi tiba depan pintu
Rumah mungil sebrang gerbang kampung
Lambai daun pisang
Risik helai-helai kelapa
Semak-semak yang merunduk
Lepas ia pergi petang itu
Lelah terkubur dalam riuh merdu
Damai di hati kanak menunggu
Ibu tlah pulang
Dengan pisang, jeruk segar, juga daun sayuran
Ibu tlah datang
Ayah itu kekuatan
Ia megah di atas kudanya
Tombak ada di bahunya
“Batas tanah kita itu luasnya
Pohon semak direbah
Jagung berbulir di atasnya
Pisang meranum di tepiannya”
Sudahkah kau kanak
Rebah memeluk perut bumi
Dengan tongkat berujung mata besi
Kautakarkah telah kausimakkah
Dalamnya lelah terperi
Esok nanti
Entahkah kaununut abangmu
Dengan layar perahu terhembus angin
Dan hanyut arus lepas lautan
Dari kota
Atau meski kota demi kota
Kauanyam, coba kauanyam asa
Tentang esok
Tapi kami, Bundamu, Ayahmu
Tetap berkutat tentang hari ini
Sbab esok
Dengan sendirinya datang