Sabtu, 02 Februari 2013

Episode terakhir: Mengantar Perginya Sahabat




Dany Wetangterah, Mata NTT
Menjadi empat sahabat karib sejak remaja tentulah wujud sebuah ikatan yang cukup kuat. Begitulah kisah putra-putra yang berangkat jauh dari kampung halaman masing-masing untuk menuntut ilmu. Cerita tentang mereka disajikan oleh Ama Lewokeda dalam cerpen karangannya, "Episode Terakhir".
Tersebutlah tokoh kita, Deny, seorang putra  Timor dari keluarga sederhana. Ayahnya seorang petani kecil dan sesekali juga jadi  nelayan. Oleh orang tuanya, ia dikirim ke Flores sejak di ‘kebun kopi’ Hokeng hingga ‘bukit’ Ledalero. Ia menempuh pendidikan bersama empat sahabatnya seperjuangannya. Andy yang tertua, Rus, dan Edel.
Dalam kisah singkat ini, kita cukup menyelami kehidupan pelajar-pelajar rantau, tentang sahabat-sahabat dari berbagai tempat yang berbeda di seputar Flobamorata yang punya banyak ciri etnis berbeda ini.
Deny adalah sosok ceria. Meski dalam kondisi yang mengkhawatirkan, senyumnya tak pernah lepas. Tetapi ia beresiko dan lemah dalam hal kesehatan tubuhnya.
Pergaulan mereka disajikan lumayan hidup di seputar asrama. Bagi saya yang memang tidak pernah dididik di tempat dan cara yang serupa, cukup menarik juga membaca kisah dan suasana mereka. Tentang pepohonan berbuah, burung tekukur, lebah dan bunga-bunga, juga olahraga sepakbola yang digemari Deny. Tak ketinggalan rutinitas do’a sejak di awal pagi.
Dan sebagai empat sahabat sejak remaja, banyak kisah yang dilalui bersama. Termasuk kisah tentang gadis reinha yang dipuja Deny, di mana Andy merasa dapat pelajaran tentang cinta romantis dari kisah yang dialami sahabatnya itu.
Ada dua pertentangan yang digambarkan dalam kisah ini: kehidupan yang masih di gerbang pagi, dan kematian yang terlalu cepat menjemput.
Kemuraman episode berawal pada pagi buta: Deny digelandang ke rumah sakit karena sakit kronis. Asrama harus ditinggalkan, dan selama tiga bulan atap Rumah Sakit menjadi pelindung di atas kepalanya. Edel-lah yang paling setia menemaninya di pembaringan, meneruskan kebersamaan yang selalu dilakukan sahabat-sahabat itu di sepanjang masa remaja mereka.
Deny memang tak tertolong. Ia meninggal di samping ibunya, dan sayangnya, tanpa sahabat-sahabat terdekat di sampingnya. Tema persahabatan dan keterpisahan memang nyata di sini. “Aku tak sempat mengantarmu pergi”, sesal Andy ketika dini hari ia tak sempat mengantar Deny ke rumah sakit. Deny sendiri pun berpulang tanpa didampingi sahabat-sahabat yang meneguhkannya di sedikit menit terakhir sebelum tutup usia.
Setelah disemayamkan di asrama dikelilingi oleh sahabat-sahabatnya, Alm. Deny lalu diantar ke pembaringan terakhir.
……………….
Dalam cerita ini, penggambaran suasana begitu mendetail, juga perincian tempat di mana peristiwa berlangsung. Tetapi pembaca agak kesulitan mengenal tokoh bantu kalau hanya dengan sekali baca.

Comments
0 Comments

Tidak ada komentar: