Kamis, 06 Juni 2013

Bebijian Tersedia, Hama Tetap Merajalela



Pola tanam yang tidak serentak menyebabkan hama tikus masih merajalela di kebun-kebun petani. Hal itu tampak di sebagian daerah di Adonara.
Menurut kalender petani setempat, bulan April ini seharusnya sudah memasuki musim kemarau, tetapi hujan masih terus turun. Musim kemarau yang belum tampak tanda-tandanya menyebabkan sebagian petani masih menanam, memanfaatkan curah hujan yang ada.
Foto: Ben Serani
Tampak di sejumlah ladang yang siap panen, pada tongkol jagung terdapat bekas dimakan hewan pengerat itu. Hewan yang aktif di malam hari ini memang menggemari biji jagung yang belum tua.
“Di siang hari, mereka bersembunyi. Dan mereka akan tampak ramai di malam hari.” tutur salah satu petani di Dusun Lewohele, Desa Watobaya.
Menurut penduduk setempat, ketersediaan pakan bagi hama tersebutlah yang menyebabkan hama masih beranak pinak. Dan meski jagung yang menjadi makanan tak tersedia, hama tikus masih bisa bertahan.
“Tikus masih dapat hidup dengan beralih mengkonsumsi bengkuang” kata Gaudensius Masan, salah satu petani di Dusun Lamawolo, Desa Watobaya, Adonara Barat.
Petani mengharapkan, hama tikus ini bisa berkurang dengan hadirnya pemangsa alami bagi tikus, seperti ular dan burung hantu. (Smpt)
Comments
0 Comments

Tidak ada komentar: