Menghitung malam yang berlari
Dengan rasi gubug penceng di atas kepala
Dan rintih angin yang menyalib tiang-tiang kayu
Sebelum kata ini hanyut di atas pusaran
dan tali temali pada tonggak mulai kendur ikatannya
mari sekali lagi kita dengar cerita ayah
Begini:
Tujuan kita bagi di ujung tanjung
Nama itu telah disebut orang tak lama sejak bermulanya waktu
Juga kita berbagi pusaka
Bertemu lagi kita dalam cerita anak cucu
Sebab hamparan ini terlalu luas
untuk kita bagi lewat tutur di bibir
Jangan mengulur-ulur
sebab dendam kita adalah dendam tentang tanah pencaharian
pada esok yang belum pasti
Larantuka, 8 Juni 2013