Sabtu, 05 Oktober 2013

Katak, si Ayam Air.


 
Gambar: naturemappingfoundation.org
Di China, katak sawah dikenal dengan nama ‘swike’ alias ayam air. Alasan pemberian nama ini tak lain tentu karena kelezatan rasa dagingnya. Meski demikian, katak sawah harus dapat dibedakan dari jenis katak lainnya. Ciri khususnya, kaki belakangnya jauh lebih besar dari kaki depan. Sementara katak jenis lainnya tampak hampir serupa tetapi tidak dapat dikonsumsi manusia.
Katak sawah aktif saat malam. Menjelang pagi hingga sore hari, ia berlindung di darat dari panas matahari. Karena itu pula, ada tempat cocok untuk habitatnya yakni yang menyediakan perlindungan seperti itu. Di Adonara, tempat yang biasa dihuni adalah di kali atau sungai kecil yang cukup rimbun pohon di sisi kiri kanannya.
Waktu tepat untuk berburu binatang ini adalah di siang hari di tepi sungai kecil yang ditumbuhi pohon rimbun di kiri kanannya. Binatang ini biasa bersembunyi di bawah dedaunan hingga puluhan meter jauhnya dari kali. Ia berlindung di bawah tumpukan dedaunan. Tidak jarang, kita bisa saja menginjak katak yang sedang bersmbunyi. Jadi, saat menginjak sesuatu yang lembek padahal kita ada di tanah keras, hanya ada dua kemungkinan. Pertama: katak, yang kedua: ular!. (Pagi tadi, sempat saya menginjak seekor katak saat memeriksa batu-batu kali di sungai dekat kampung). Jika menmyadari kehadiran musuh, si katak langsung bersembunyi dengan melompat ke dalam sungai atau bersembunyi dalam celah-celah batu.
Binatang ini penglihatannya peka, dan inilah satu-satunya alat untuk mewaspadai kedatangan musuh. Ia tidak peka menyensor panas dan getaran. Semasa SD, saya pernah menangkap seekor katak sawah besar yang mata kanannya buta. Kehadiran saya tak ia sadari hingga dengan mudah saya tangkap.
Menurut tayangan wisata kuliner ti televisi, orang China sangat menggemari makanan dari daging katak. Pengolahan yang menjadi favorit di sana adalah bagian paha dari katak ini yang digoreng. Di Adonara, pengolahan daging katak dilakukan sama seperti pengolahan daging lainnya, yaitu direbus dengan bumbu atau sering pula ditambahi parutan kelapa. Bisa pula dipanggang. Sedangkan untuk pengawetan apabila ingin disimpan untuk beberapa hari tampaknya jarang dilakukkan.
Cara memasak. Katak dibelah dada hingga bagian pinggul. Usus hingga lidahnya dikeluarkan. Sisakan hati serta organ dalam lain. Lalu tinggal dimasak atau dipanggang.
Comments
0 Comments

Tidak ada komentar: