Kamis, 04 Mei 2017

Anak Muda Flotim Turun Gengsi Kalau Berdagang?

 
Source: all-free-download.com

Judul di atas hanya sekadar pertanyaan. Kalau anda ingin fakta, silahkan mampir ke TKP.  Sekadar survey kecil-kecilan, saya pernah datang ke pasar Podor di Solor. Lebih sering lagi ke pasar baru di Larantuka. Apalagi Adonara, tempat saya tinggal selama bertahun-tahun. Ada kemiripan di antara semua pasar itu. Aktivitas perdagangan didominasi kalangan dewasa hingga tua. Paling banyak yang anda temui adalah kaum ibu. Saban hari mereka menggunakan waktunya demi perputaran roda ekonomi di bumi Lamaholot kita. 
Bisa dikatakan sulit menemui orang muda. Kalaupun ada, sering mereka hanya mejeng. Setelan mereka necis. Bila ada kebutuhan, mereka ke toko dengan uang tunai. Tangan mereka bersih. Tak harus berjemur atau berkeringat menjual barang dagangan. Sah saja kalau anda menduga bahwa generasi ini hanya mau tampil keren kalau muncul dengan tunggangan roda dua. Serasa di film Ali Topan. Berjualan jarang dianggap sebagai pekerjaan yang membanggakan. Bukan nyinyir lho. Bisa anda saksikan sendiri. Ini autokritik. Tidak semuanya begitu, tetapi itulah kecendrungannya.
Dan kalau sudah telanjur mapan dengan kondisi tersebut, cobalah main ke pasar di luar Flotim. Anda akan lihat perbedaannya. Saya tahun 2015-2016 lalu sempat mondok di Maumere. Maklum tuntutan pekerjaan.  Sering saya mampir ke pasar Alok atau pasar tingkat untuk belanja keperluan dapur. Di sanalah terlihat perbedaannya. Terasa begitu kontras ketika mengetahui bahwa yang berjualan ikan di bawah tenda-tenda pasar ikan adalah para pemuda tampan nan tegap.
Dalam hati saya bertanya-tanya. Apakah pemandangan seperti ini dapat saya temui di tempat asal saya? Jangan harap. Lihat lho, pemuda-pemuda belasan hingga dua puluhan tahun itu. Mereka tidak sungkan bekerja di antara bau ikan laut yang amis menusuk hidung. Tangan mereka belepotan melayani pelanggan. Begitupun di sepanjang pinggir jalan di pasar Geliting. Anda akan temui remaja pria dan wanita yang menjajakan ikan segar kepada pengendara yang melintas. Tidak gengsi mereka? Jelas tidak! Mereka telah menyokong pendapatan keluarga dengan karya nyata.
Lain lagi di kota Atambua, tempat saya bekerja kini. Pasar baru adalah tempat yang biasa saya datangi. Favorit saya adalah belanja sayur murah di sore hari. Saat itu, para pedagang lagi buru buru menjual sayuran yang mudah rusak itu. Jika sedang ada obral murah, dan itu tidak setiap hari, maka lebih dari sepuluh remaja akan hilir mudik. Mereka berteriak menawarkan sayur sayuran segar hingga ke jalan di tengah-tengah pasar. Dari kangkung hingga tomat dapat anda beli dengan harga setengah bahkan sepertiganya. Mereka adalah remaja-remaja yang mungkin baru tiba di pasar itu setelah makan siang usai sekolah. Lihatlah, mereka berdagang di sela sela lalulalang orang ditingkahi debu dan asap kendaraan. Tidak gengsi mereka? Jelas tidak! Berdagang seperti itu justru jadi kebanggaan karena kita bisa membantu pendapatan keluarga.
Di usia sekolah, penulis saat liburan sering manfaatkan waktu untuk kegiatan ekonomi. Berdagang apa saja. Di sekolah dasar, saya rutin berjualan pisang kepok di pasar Watohone Adonara Tengah. Padahal pekerjaan ini umumnya dilakukan oleh ibu-ibu. Pisang kepok saya ambil dari kebun sendiri. Dengan perjuangan panjang saya harus mengangkut barang itu dengan berjalan kaki. Hasilnya, saya dapat uang untuk membeli buku tulis. Membanggakan bukan? Di SMA, saya berjualan keneka alias dinding bambu cacah. Jika bambu cacah itu dikirim ke Waiwerang, maka saya manfaatkan perahu yang ke Larantuka. Di Larantuka, muatan saya pindahkan ke Perahu Waiwerang. Dalam jumlah besar, memanfaatkan angkutan laut ini lebih murah daripada harus mencarter oto truk untuk membawa muatan itu ke Waiwerang. Saya mendapat penghasilan yang lumayan dari kegiatan itu. Tanpa gengsi-gengsian. Dan saya bisa bangga telah membantu meringankan beban orang tua.

Salam, selamat berkarya untuk para pemuda pemudi.
Comments
2 Comments

2 komentar:

Astria tri anjani mengatakan...

Salut sama anak muda yang mau kerja keras dan nggak gengsian. Zaman sekarang hal seperti itu jarang ditemui,
Semangat....💪

Astria tri anjani mengatakan...

Salut sama anak muda yang mau kerja keras dan nggak gengsian. Zaman sekarang hal seperti itu jarang ditemui,
Semangat....💪