Rabu, 20 Oktober 2021

Hari Kedua, Ketika Siswa Diajak Menulis Cerpen

Kegiatan siswa hari kedua ini diisi dengan pengumpulan karya puisi kemudian dilanjutkan dengan literasi digital untuk cooling down dan digas kembali dengan penulisan cerpen. Untuk penulisan cerpen, setelah pemaparan materi secara singkat, kegiatan dilanjutkan dengan praktik menulis. Karena contoh cerpen yang dibawakan oleh pendamping saat pemaparan materi adalah kisah persahabatan dan relasi remaja, ramai-ramai para siswa mengulik tentang tema persahabatan ini.
Dalam tema persahabatan tentu saja ada banyak sisi yang bisa dieksplorasi. Contohnya salah satu peserta 'random guy' mengambil topik tentang persahabatan. Narasi dan kata-kata kunci yang ia gunakan datar-datar saja tanpa ada sesuatu yang bisa dipetik dari cerpen tersebut.
Olehnya, saya mengajukan pertanyaan panduan. Pertama, untuk mendalami tokoh. Siapakah tokoh-tokoh dalam cerita ini? Ternyata tokoh yang dipilih peserta adalah dirinya sendiri, yaitu pencerita sebagai orang pertama tunggal. Sementara tokoh yang kedua adalah seorang sahabat, teman sekolah namun berbeda kampung.
Saya ajukan pertanyaan lagi: apa yang membuat mereka bersahabat? Apakah karena kesamaan hobi, ataukah ada daya tarik atau kesamaan lain? Peserta ternyata cukup responsif dan menjawab bahwa mereka bersahabat karena kesamaan hobi, yaitu sama-sama penyuka sepakbola.
Saya terus kejar dengan pertanyaan berikutnya. Untuk orang dengan kesamaan hobbi sepakbola, kira-kira event apa yang menyatukan mereka? Kan tidak mungkin sekadar kongkow-kongkow di warkop (sebagimana alur yang peserta tersebut susun) karena mereka adalah orang desa? Jawabannya tentu saja: event pertandingan sepakbola.

Pertanyaan lanjutan, jika dalam event sepakbola, sebagai orang yang berbeda kampung, tentu saja sahabatnya adalah tim lawan. Saya tantang imajinasi peserta tersebut untuk menciptakan konflik dalam event tersebut. Peserta ternyata cukup tepat dalam menciptakan konflik dengan menempatkan dirinya sebagai pemain defender dan kawannya sebagai penyerang dari tim lawan. Dalam pertandingan tersebut, terjadi insiden dimana kawannya cedera akibat perebutan bola di depan gawang. Tentu saja seperti umumnya dalam liga tarkam, penonton dan suporter dari pihak lawan langsung ricuh.
Namun dalam kondisi cedera, sahabatnya itu berusaha menenangkan kawan-kawannya agar tidak terjadi bentrok lanjutan. Akhirnya, keadaan menjadi kondusif kembali saat si pencerita mengajak timnya untuk mengunjungi kawannya yang sedang dalam perawatan di rumah sakit. Dari alur ini, semoga peserta dapat menciptakan penggambaran situasi dramatis dan bila perlu hiperbolik.
.......
Sebenarnya, tema persahabatan punya banyak jalinan konflik jika penceritaannya cukup rinci terutama dengan mempertajam perwatakan tokoh. Satu lagi peserta 'random girl' mengambil tema persahabatan. Ini adalah persahabatan antara dua orang gadis. Sama seperti pada alur yang pertama di atas, pencerita kali ini pun adalah orang pertama tunggal alias pencerita selaku tokoh utama.
Saya kejar dengan pertanyaan rinci: sejak kapan persahabatan itu berlangsung, dan apakah sahabatnya itu tetangga rumah atau sekadar satu kampung? Jawabannya adalah tetangga rumah. Sebagai tetangga rumah, tentu saja persahabatan dijalin sejak masih kecil.
Tentu ada banyak hal yang bisa dikisahkan tentang persahabatan masa kecil, misalnya bertukar mainan, dirinya yang dititipkan ke tetangga ketika ibunya ke pasar, dan sejumlah pernak-pernik dunia kanak-kanak. Dari segi penokohan dapat dibuat konflik kecil, misalnya perbedaan watak dimana pencerita adalah orang yang sulit bergaul dan sahabatnya adalah orang yang mudah berbaur dengan lingkungan dan sahabat baru.
Ketika tamat SD, mereka berpisah karena berbeda sekolah dan yang satu tinggal di asrama. Sebagai orang yang sulit bergaul, hanya teman masa kecilnya itu yang menjadi satu-satunya sahabat karib. Pencerita sulit menjalin persahabatan dengan orang yang baru. Akibatnya, ia sering menyendiri. Sedangkan sahabatnya yang mudah bergaul dan sudah punya sekian banyak sahabat yang baru.
Hanya ada satu peristiwa yang menyebabkan mereka bertemu kembali: liburan sekolah. Keduanya pun berjanji akan melakukan tamasya. Pencerita datang sendirian sedangkan temannya datang berombongan. Temannya pun berusaha agar si pencerita lebih terbuka dan mencari kawan baru dan melakukan kegiatan baru. Lewat aktivitas bermain bersama di pantai, si pencerita pun bisa melatih diri untuk mudah bergaul lewat aktivitas positif.
Tentu saja gaya bercerita tokoh utama harus dijaga agar sesuai watak tokohnya yang sulit bergaul, sering berbicara sendiri, sering menyalahkan diri sendiri dan lainnya. Penguatan watak tokoh akan menjadikan konflik lebih terasa. Tentu saja, ada nilai yang bisa dipetik dari cerpen ini, yaitu supaya seseorang harus terbuka terhadap lingkungan pergaulan yang baru.
.....

Tema persahabatan lain muncul dari seorang 'random girl'. Alurnya sama, persahabatan antara dua gadis SMA. Pola yang sama muncul: bertemu, bersahabat, lalu berpisah. Apa saja yang terjadi dengan hubungan persahabatan tersebut? Tentu saja ada banyak, tergantung perwatakan tokoh.
Saya kejar dengan pertanyaan: apakah kelebihan hubungan persahabatan tersebut yang pantas untuk diangkat? Jawabannya: karena sahabatnya tersebut adalah gadis yang pintar. Namun di sini bisa dimunculkan celah konflik: orang yang punya potensi kecerdasan di atas rata-rata sering merupakan orang yang sulit bergaul dan suka menyendiri atau sulit berkomunikasi dengan orang lain. Nah, ikatan persahabatan ini dapat menciptakan simbiosis mutualis.
Si pencerita adalah orang yang ceria dan mudah bergaul dengan siapa saja. Ia merasa prihatin bahwa salah satu kawannya sulit bergaul. Setelah menjalin persahabatan, ia akhirnya paham bahwa kawannya tersebut punya kecerdasan terutama dalam kegiatan mengarang. Ia pun akhirnya tahu bahwa kawannya itu punya tulisan karangan yang sangat bagus namun hanya disimpan di kamarnya dan dibaca sendiri.

Pada perayaan bulan bahasa, sekolah diikutkan dalam perlombaan mengarang. Pencerita meminta ijin agar ada karya sahabatnya itu yang bisa diikutkan. Namun kawannya itu meminta dirahasiakan sebab ia tidak suka popularitas. Akhirnya dengan dibantu oleh kepala sekolah, mereka mendekati panitia agar diperbolehkan peserta dengan nama yang disamarkan. Akhirnya sekolah mereka menjadi juara.
Di samping tema persahabatan, ada juga peserta yang memilih tema lain seperti siswa badung yang akhirnya dikeluarkan dari sekolah. Namun konflik serta moral cerita belum saya identifikasi baik melalui pendampingan singkat yang tidak lebih dari sejam ini. Semoga besok tersedia cukup waktu bagi siswa untuk menghasilkan karya cerpen yang bagus.
Comments
0 Comments

Tidak ada komentar: