Kamis, 20 November 2008

Danau Semusim

Gbr:Dokumen Pribadi
Rote, seperti sebagian besar wilayah NTT lainnya, tercatat sebagai tempat dengan musim kemarau yang lebih panjang dari musim hujan. Angin kering dari gurun luas sebelah utara Australia yang lewat di wilayah ini dituduh sebagai biang keladinya.
Meski begitu, di Rote sering ditemui kumpulan air dalam jumlah besar sampai beberapa saat setelah setiap musim penghujan berlangsung. Kumpulan air dalam kolam besar ini sering disebut danau.
Salah satu tempat dengan danau semusim ini adalah desa Tesabela di kecamatan Pantai Baru. Ada beberapa buah danau di tempat ini, termasuk Danau Ina dan danau Lolok Dale. Tiga sampai empat bulan setelah musim hujan berakhir, air di danau ini akan tetap ada dan sering menjadi tempat mandi kerbau. Tempat ini pun menjadi lokasi berkumpulnya burung bangau yang memangsa katak dan binatang air lainnya.air lalu surut sedikit demi sedikit.
Alangkah indahnya pemandangan ketika bayang-bayang deretan lontar tampak di atas permukaan. Begitu pula ratusan bangau di antara sapi dan kerbau yang berkubang. Bisa jadi akan menjadi surga bagi fotografer.
Walaupun danau ini hanya menjadi danau musiman dan bertahan beberapa saat sejak akhir musim hujan, tempat ini sering manjadi tempat hidup bagi sejumlah ikan yang sengaja dilepas. Contohnya adalah di danau Lolokdale de Dusun Danodale. Di sana hidup ikan gabus, ikan buntal serta jenis ikan air tawar lainnya.
Menjelang air hendak menjadi kering, jumlah ikan sudah menjapai jumlah yang terbanyak. Alangkah banyaknya ikan di situ sampai sampai saya pernah amati bagaimana dalam sepembakaran rokok kretek, seorang pemancing sudah mendapat dua belas ekor ikan.
Pada suatu hari yang disepakati, seluruh penduduk pun diundang untuk turut ambil bagian beramai-ramai menangkap ikan air tawar tersebut. Mereka akan berkumpul dengan alat masing-masing. Bakul, jala, serokan, dan alat tajam dibawa serta ke danau. Setelah direstui oleh pemilik lokasi dan kepala desa, perburuan ikan pun dimulai.
Tua muda, besar kecil, lelaki dan perempuan, semuanya terjun ke danau. Mereka berbaris, kadang membuat lingkaran mengepung, dan kadang sendirian. Setelah ikan kelihatan tidak diperoleh lagi, mereka barusan pulang.
Dengan jumlah orang sedesa yang begitu besar, masing-masing tentu tidak memanen banyak, tetapi cukup untuk oleh-oleh pulang ke rumah masing-masing.
Letak desa ini sendiri berada di tepi laut. Hampir semuanya berupa dataran rendah. Tak tampak perbukitan yang cukup tinggi. Mata pencaharian penduduk desa ini pun bermacam-macam. Bertani, beternak, nelayan, petani rumput laut, pedagang, dan juga petani palawija.
Kini, kehadiran mesin-mesin pompa telah mengubah wajah dataran di sana. Hadirnya lima sumur bor di areal persawahan membuat kebutuhan air cukup tersedia dan menjadi tempat bergantung bagi ratusan petani cabai, terung, dan tomat. Warga pun bergantung pada sumur bor ini untuk ratusan hektar sawah mereka.
Di beberapa tempat malahan ditanami jambu mente dan kelapa sebagai tanaman perdagangan, meskipun iklim yang kurang mendukung menyebabkan tanaman jenis ini sering tumbuh telantar.
Comments
0 Comments

Tidak ada komentar: