Sabtu, 06 Desember 2008

Permainan

Di masa kecil, kami jarang sekali mempunyai mainan yang dibeli di toko. Tapi ini tidak lantas membuat keceriaan kanak-kanak kami berkurang, karena kami punya sejumlah permainan lain.
  1. Nere-Nere
Sering dimainkan anak pada umur 2-5 tahun dan anak putri. Di tengah-tengah lingkaran, berdiri dua orang dengan tangan saling menopang di atas kepala. Seorang bernama Rera (harafiah berarti matahari) dan seorang bernama Wulang (harafiah berarti bulan).
Pemain lainnya menyanyi berkeliling. lalu lewat di tengah kedua orang tersebut.
Syair lagunya:
Nere-nere kayu ponggo
Menari lasido lasido
Beking apa
Mo beking bem bem cah!
Bem bem cah! Pata ku ana raya!
Setelah lagu selesai, pemain yang berbaris itu lalu lewat di tengah-tengah kedua orang di tengah lingkaran tadi. Dengsan kesepakatan, kedua orang itu lalu bertindak sebagai penjara dan menahan seseorang di antara tangannya. Lalu terjadi dialog antara pemain yang tadinya berbaris dan bernyanyi dengan dua pemain yang bertindak sebagai penjara.
Penyanyi : Puken aku mo mewing ana kame (mengapa kamu menyekap anak kami)
Penjara : karena kame mete meka menu na tae te wata kame one (disebutkan alasan penyekapan)
Penyanyi : pile rera le wulang
Pemain yang disekap lalu memilih antara Rera atau Wulang. Setelah memilih, si pemain keluar dan berbaris di belakang orang yang dipilihnya dengan memegang pundaknya. Penyekapan dilakukan berulang-ulang sampai pemain yang berkeliling habis. Setelah itu, rera dan Wulang saling berpegangan erat dan saling adu tarik menarik dengan dibantu dengan para tahanan di belakang mereka. Kelompok yang menang dalam tarik-menarik ini dinyatakan menang.
  1. Kusing noo manuk (Kucing dan ayam)
Seseorang bertindak sebagai kucing dan seorang yang lain sebagai ayam. Pemain yang lain bertindak sebagai kandang dengan berpegangan tangan membentuk lingkaran. Ayam berada dalam lingkaran pemain lainnya, sedangkan kucing berada di luarnya. Terjadi dialog berirama antara kucing dan kandang.
Kucing : Ini kandang apa?
Kandang : Kandang besi!
Kucing : Sungguh?
Kandang : Sungguh!
Kucing : Betul?
Kandang : Betul!
Kucing : Beri saya anak ayam satu!
Kandang : Tidak mau!
Ayam : Kokokoook!
Kucing : Meong!
Setelah itu, terjadi adegan kejar-kejaran antara kucing dan ayam sampai si kucing menyentuh ayam. Klandang harus mencegah supaya ayam jangan sampai disentuh oleh kucing.
  1. Ayunan akar.
Mirip Tarzan, permainan ini biasa dimainkan di bawah pohon beringin. Tak ada yang diadu dalam permainan ini sehingga tak ada yang kalah atau menang. Untuk bermain, pemain cukup menyeret akar pohon beringin yang menggantung ke arah tanah yang lebih tinggi. Selanjutnya, pemain berpegang erat pada akar tersebut, kemudian mendiring maju tubuhnya dan melepaskan kaki dari tanah. Pemain akan terayun jauh karena pangkal tali biasanya sangat tinggi. Resikonya, kalau tali tersebut putus (ini jarang terjadi), pemain bisa terlempar jauh dan cedera. Karena itu, seringkali hanya anak laki-laki yang bermain dalam permainan ini.
  1. ayunan cabang pohon
orang yang diayun duduk pada cabang pohon kayu yang kuat dan lentur (biasanya pohon asam). Teman-temannya menarik cabang tersebut jauh dari posisinya semula kemudian dilepaskan. Orang tersebut akan bergerak naik turun dalam jarak yang jauh dengan sangat cepat.
  1. Meluncur
Sangat mirip ski, pemain menunggang pelepah kelapadengan posisi kaki menginjak pangkal pelepah. Dimainkan di tanah miring kira-kira 20o pada jarak sekitar dua puluh meter dengan beralas sesuatu yanglicin (pelepah daun sejenis keladi, daun beringin, pelepah kelapa, dll). Pelepah meluncur cepat pada jarak yang jauh dan berhenti setelah menabrak rumput empuk. Sering hanya dimainkan oleh anak lelaki.
  1. Muko Morone (permainan sembunyi, Hide and seek)
Bisa dimainkan mulai dari dua orang sampai dalam dua kelompok. Tiap kelompok punya jumlah anggota yang sama. Kelompok pencari mulai mencari setelah lawan meneriakan suara “kulut” yang melengking. Kelompok dianggap kalah apabila tidak tuntas menemukan lawannya.
  1. Dorhong
Mirip permainan meluncur, tapi dimainkan oleh anak perempuan atau anak kecil (2-3 tahun) pada jarak dekat dengan menaiki pangkal pelepah pinang. Biasanyanya, untuk meluncur cukup ditarik oleh orang lain, jadi tidak butuh alas licin.
  1. Permainan mengadu.
    1. Padu.
Pemain mesti mengarahkan kemiri miliknya dengan tangan dan menjatuhkan kemiri milik kelompok nyang dipasang. Bisa dimainkan mulai dari dua orang sampai berkelompok. Seringkali permainan ini mengarah ke judi.
    1. Kemoti.
Permainan biji halma, kemingkinan diperkenalkan dari Pulau Jawa.
    1. Kesegereng.
Permainan Engklek.
    1. Kote
Gasing
    1. Wawe
Dimainkan dua orang dengan menggeser bidak pada simpul garis. Pemain menang jika bidaknya membentuk satu garis lurus. Pemain harus mencegah supaya bidak lawannya tidak membentuk garis lurus serentak mencari peluang bidaknya membentuk garis lurus.
    1. Permainan Bertualang
mengikuti jalur berburu orang dewasa, biasanya mesti dengan tantangan melewati tebing.
    1. Pancasila lima dasar
Parmainan adu kosakata
    1. Oto
Biasanya dibuat dari kayu, kaleng, atau barang bekas lainnya.
    1. Perang-perangan.
Seseorang berteriak “satu sembunyi, dua isi peluru, tiga serbu“. Yang lebih dulu melihat munculnya lawan mesti berteriak “dor!“ lalu menyebut nama lawan. Yang kena disebutkan namanya dinyatakan mati dan tidak lagi ikut bermain pada giliran itu. Permainan dilakukan dalam berkelompok dalam dua regu.
Berikan anak-anak hak untuk bermain sebab banyak didikan akan diperoleh lewat permainan
Comments
2 Comments

2 komentar:

Petronela Somi Kedan mengatakan...

hidup hak anak!

Simpet Soge mengatakan...

Jayalah anak Indonesia