Foto: Ebed de Rosary |
Piala
dunia 2010 meninggalkan kesan tersendiri terkait adanya suara bising dari
vuvuzela, terompet khas Afrika Selatan. Tetapi kalau di sana terdapat terompet
bernama vuvuzela, maka di Adonara ada terompet daun, terompet siput, dan juga
terompet bambu.
Terompet
daun dibuat dari daun kelapa atau daun lontar yang dilingkarkan seperti spiral
sehingga membentuk kerucut dengan dua bilah daun di bagian ujungnya sebagai
sumber getar. Tipe terompet seperti ini biasanya untuk mainan anak-anak yang
hendak meramaikan pesta.
Tipe
terompet berikut adalah dari kulit siput besar yang disebut matalebu. Terompet
ini biasanya digunakan untuk tanda panggil. Para penyadap tuak, petugas
gemohing, atau pengurus perkumpulan khas kampung kadang menggunakan alat bantu
ini untuk memberitahu diadakannya suatu kegiatan. Ini bisa disamakan dengan
canang, kentungan, lonceng, ataupun kendang.
Siput
dilubangi pada bagian ujung spiral cangkangnya dengan lubang sebesar ibu jari
untuk tempat meniup, sementara bagian muka dan dalamnya sebagi modulator
getaran. Ini sama dengan terompet bambu yang dibuat dari bambu wulung atau wulo
dalam bahasa setempat.
Di
antara ketiga terompet ini, yang paling jauh kedengaran adalah terompet siput.
So, panitia kegiatan tidak perlu menyebar undangan. Cukup ambil saja terompet
khas adonara itu, lalu teeeeet teeeeet….teeeeeet. Seperti vuvuzela, ia nyaring
berbunyi. Beberapa saat kemudian, peserta kegitan pasti tiba.