Apakah bisa, sebuah kawasan hunian tidak memproduksi sampah? Kalau kawasan tersebut mempunyai pengolahan sampah sendiri, tentu tidak akan ada sampah dari situ yang diangkut ke luar. Sejumlah metode pengolahan sampah dikenal cukup mahal. Pengadaan fasilitas incenerator pada RSUD WZ. Yohanes Kupang adalah contohnya.
Tetapi bagi anda yang berminat, tempat sampah organik adalah cara yang barangkali paling murah. Hanya saja, biaya datang dari tenaga kerja untuk menanganinya. Saya sendiri, semasa masih berstatus pelajar, punya tempat sampah seperti ini di depan kamar saya. Tempat sampah tersebut menampung sampah dari aktivitas saya maupun teman-teman dari dua puluh kamar lainnya di kompleks hunian kami. Dalam rentang waktu kira-kira sebulan sekali, tempat sampah tersebut saya kosongkan. Selain sampah pada permukaan, sebagian besar sampah telah berubah menjadi humus. Binatang-binatang renik, cacing, maupun serangga adalah mesin pengolah alami, asalkan saja aktivitas mereka tidak ditutup dengan memasang beton di sekeliling tempat sampah tersebut.
Tempat sampah tersebut tentu saja penuh dengan cepat. Tetapi anda tidak usah menggali yang baru. Kosongkan saja sampai yang sudah ada. Sampah dipisahkan antara humus dan yang sudah membusuk. Humus dapat digunakan setelah sebelumnya dijemur untuk mematikan makhluk organik kecil yang bisa merusak tanaman. Sampah yang belum menjadi humus dapat dikembalikan ke tempatnya semula.