Gambar: Nela Somi |
Foto Udara Wilayah Adonara
Dekat kampung bawah ada danau laguna, yaitu danau asin yang terhubung ke laut. Sementara kampung atas letaknya di atas ketinggian dan dibatasi tebing yang menghadap laut. Kabarnya, letak ini begitu terlindung sehingga tidak bisa ditembak dari arah laut dengan meriam. Tentara pada jaman dahulu bahkan membuat benteng yang menghadap ke arah gunung.
Kedua kampung, yaitu kampung atas dan bawah dihubungi dengan jalan pintas berbentuk tangga. Terasa seperti baru tahun kemarin saya terakhir kali mengunjungi kampung ini, tapi ternyata sudah tujuh tahun lalu, saat masih di SMAN I Larantuka.
Kini, telah ada banyak bangunan baru yang kita temui sebelum berhadapan dengan puing-puing benteng di jalan masuk kampung atas. Dulunya, benteng itu adalah bangunan terluar dari kampung. Ada lagi yang berubah. Meriam-meriam bekas perang dunia pun tidak lagi tampak. Dulunya, benda besi panjang itu banyak berserakan di sekitar sini, dibiarkan saja telantar, atau bahkan dijadikan tempat untuk menambatkan ternak kambing.
Dari arah Bukit Seburi, kampung Adonara ini tampak jelas dengan danau asinnya. Danau ini kadang tampak penuh, dan kadang surut mengikut air laut.
Selain sebagai nelayan, penduduknya pun bercocok tanam tanaman perkebunan seperti kelapa dan jambu mente yang tampak tumbuh di sekitar kampung. Sebuah menara telepon pun sudah dibangun di tempat ini. Kini, Adonara telah menjadi kecamatan tersendiri, terpisah dari Kelubagolit.