Selasa, 20 Desember 2011

Litha Tokan: Perempuan Juga Mampu


Sulit bagi kaum perempuan untuk berkiprah di organisasi pemuda dan mahasiswa?
“Itu tergantung dari kepribadian masing-masing”, kata Ina Litha memberi responnya menanggapi pandangan mapan bahwa dunia organisasi kepemudaan dan mahasiswa lebih identik dengan laki-laki.
Sekretaris Umum Angkatan Muda Adonara (AMA)-Kupang ini pun lalu lanjut menanggapi “Sekarang terbukti terbukti bahwa perempuan juga tidak kalah piawai dengan laki-laki”’ katanya. Menurutnya, perempuan kini boleh bersaing karena tuntutan perkembangan jaman mengkondisikan hal tersebut.

Siap Mengemban Tugas
Ditanyai tentang kesiapannya dalam mengemban tugas tersebut, gadis bernama lengkap Elisabeth Y. Tokan ini pun menyatakan kesiapannya yang mantap.
“Saya siap, dan bertangungjawab atas keputusan saya tersebut,” katanya.
Ia menambahkan pula bahwa ia tidak menetapkan target tertentu sebagai pedoman bahwa ia berhasil. “Sejauh bahwa bertanggungjawab sampai kepengurusan berakhir, itu sudah cukup bagi saya.” tegasnya ketika diwawancarai Simpet Adonara.
Menurutnya, di AMA-Kupang, bukan ia sendiri yang menjalani proses tersebut. “Saya menyadari bahwa ada rekan-rekan lain yang siap membantu lewat tugas masing-masing”.
Menilik ke proses pemilihan kepengurusan, ia dipilih oleh formatur/mandataris/ketua umum AMA-Kupang 2011/2012, Ama Nelis Ike Geroda.
“Tentu saja, Ama Nelis selaku formatur telah memasang kriteria tertentu”, kata Ina Litha sambil menambahkan bahwa salah satu kriteria yang ia rasa memenuhi adalah karena Ama Nelis telah mengenal potensi kader yang terdapat dalam dirinya.
“Selain itu, ada kedekatan dalam aktivitas organisasi sehingga dia mengenal potensi saya tersebut. Kami, misalnya, juga sama-sama berproses di Api Reinha. Dalam kedekatan itu kami sering sharing, juga sering diskusi. Barangkali itulah yang menyebabkan dia memilih saya”, kata dara manis yang juga bersuara merdu ini.
Dengan mantap, Ina Litha lalu menuturkan tentang proses sudah dilaluinya sekaligus menjadi tugasnya.
“Kegiatan yang sudah dijalankan antara lain penyusunan program kerja, Kemah Kerja Bakti Lewotana (KKBL), pelantikan badan pengurus, pemilihan ketua KKBL, dan ada pemilihan panitia MPPAB (Masa Penerimaan dan Pengenalan Anggota Baru). Kami juga berkoordinasi untuk menyukseskan konser Lamaholot Band sebagai ikon band anak muda dari Adonara.” tuturnya.
Ditanyai pengalamannya dalam kegiatan AMA-Kupang, ia lantas menggambarkan perasaanya. “Perasaan saya, saya bisa mengalamai bagaimana terjun langsung di masyarakat, bagaimana belajar bersosialisasi dan menyesuaikan diri. Saya juga belajar menghargai adat-istiadat dan memaknaiknya karena adat istiadat berbeda dari satu dengan yang lainnya. Saya juga bisa menyesuaikan diri dengan kondisi desa yang masih penuh suasana kekeluargaan.” Akunya. Menurutnya, di desa memang ada batasan-batasan yang mengatur perilaku yang berbeda dengan yang ditemui di kota.

Sedikit yang mau berproses
Melihat kondisi organisasi kemahasiswaa di kota Kupang khususnya, ia pun lantas mengajukan pandangannya. “Setiap organisasi mempunyai kekhasannya yang menjadi sisi positifnya.”, katanya. Ia lalu mencontohkan bahwa PMKRI, misalnya bersifat nasional dan sering mengangkat hal-hal yang menjadi kepentingan rakyat. Kalau API Reinha untuk pembinaan iman, sedangkan AMA-Kupang pun punya kekhasan yang lain lagi.
Tetapi belakangan saya melihat bahwa tiap organisasi, baik itu PMKRI, GMNI, LMND, dan lainnya terdapat krisis kaderisasi. Minat mahasiswa dan partisipasi mereka tampaknya minim. Mereka jarang mau berproses di organisasi, hanya lebih senang hura-hura. Ini yang memprihatinkan. Hal ini pun diamatinya di AMA-Kupang. Kondisi riil pun dikritisinya. “Di AMA-Kupang kini, yang hadir rapat bisa dihitung dengan jari. Yang aktif kebanyakan dari badan pengurus dan ketua panitia” Katanya.
Ia menambahkan bahwa ada lagi fenomena kini yakni munculnya kelompok simpul di tingkat Kecamatan. “Kondisi kini adalah bahwa pada organisasi simpul, kekuatan emosionalnya lebih besar daripada di AMA-Kupang yang sebaran anggotanya lebih luas.” Katanya. Menurutnya, pernah pada kegiatan tertentu, panitia telah mendekati sejumlah simpul supaya kegiatan sebisa mungkin menghindari tabrakan dengan kegiatan AMA-Kupang.
Meski ada pasang surut seperti yang dialaminya di AMA-Kupang, ia tetap memiliki harapan tentang AMA-Kupang ke depan terkait sumbangsihnya untuk Lewotana.
“Saya berharap supaya AMA-Kupang jangan pernah berhenti berkarya dan melahirkan pemimpin-pemimpin Lewotanah yang mengharumkan dan membanggakan nama Lewotanah Adonara tercinta.” katanya menutup perbincangan. (Smpt)

Biodata pribadi
Nama : Elisabeth Y Tokan
Jabatan kini : Sekretaris Umum Angkatan Muda Adonara Kupang, Periode 2011/2012.
TTL : Kupang, 6 Februari 1991
Orang Tua : Simon S Tokan & Anastasia Somi Sogan
Fak/Jurusan : FKIP Kimia/Pendidikan Kimia

Pengalaman organisasi:
o Persatuan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia PMKRI, (Sampai Tingkat Latihan Kepemimpinan Kader (LKK).
o Aktifitas Pendalaman Iman (API)-Reinha,
o Angkatan Muda Adonara (AMA) Kupang.
o Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Kimia Universitas Katolik Widya Mandira Kupang sebagai Ketua.

Comments
2 Comments

2 komentar:

VITUS VITALIS TOBY mengatakan...

INI BARU PEREMPUAN YANG PROGRESIF.....BERPIKIR MAJU....

Vina Lamoren mengatakan...

Salam kenal Oa, saya tahu blog dan blogger hebat ini dari Ine Tuteh (Ende).

Senang lihat anak muda Nusa Bunga menjadi penyambung lidah Indahnya Flores Raya Lewat Lensa Kamera dan Blog. Sukses selalu dalam organisasi dan dunia Blog.

#perempuanbisa