Rabu, 25 April 2012

Celaka maut di jalur banjir


Marisa adalah anak dari teman saya, masih TK di sebuah sekolah muslim. Dia punya seorang teman, sebut saja Ani, yang bulan kemarin tertimpa kecelakaan. Mayat Ani ditemukan oleh penumpang sebuah perahu motor yang hendak ke Lewoleba, terapung di perairan dekat dermaga Waiwerang.
Awak perahu mengevakuasi mayat itu ke dermaga, lantas oleh keluarga dibawa ke rumah sakit Waiwerang. Sore itu, heboh tentang kejadian tersebut pun berlangsung di hunian kami, karena anak ini adalah temannya Marisa juga.
Dulu, sebelum Marisa sekolah, Ani sering datang ke hunian kami dan bermain-main bersama Marisa. Dan semua mendengarkan ceritanya, banyak yang nimbrung tentang cerita kecelakaan itu.
Pagi tadi, Ani masih di sekolah. Marisa yang punya cerita, Mereka sempat mengejar kupu-kupu yang lepas di lapangan. Ani yang membantu menangkap kupu-kupu itu. Lalu, Ani pun pergi. Entah ke mana perginya.
Ini masih musim hujan. Jalur banjir di kompleks menuju pasar waiwerang, dari Gereja Kristus Raja, sebenarnya adalah tempat berbahaya. Dulu seorang teman lain pernah menyelamatkan seorang anak lain di jalur itu yang terseret banjir.
Dia kelihatan hanyut, kata si teman. Dan kami berlari menyusul menuju lubang ke arah laut. Kami mengambil sebuah kayu, memalangnya di tengah-tengah jalur banjir itu. Ketika banjir menyeretnya melintas, dia menangkap kayu itu, lalu kami menyeretnya keluar dari air.
Jalur banjir itu sempit, dibuat dari tembok. Dari jalan tidak kelihatan, sebab jalur itu tertutup di dalam tanah. Pada saat-saat tertentu, tempat itu tampak tak berbahaya, karena tak ada air yang tampak melewatinya. Tetapi bahaya datang dari hulu. Tiba-tiba saja ada banjir besar tanpa tanda-tanda terlebih dahulu. Banjir pun bisa datang kemudian, muncul setelah hujan mereda, karena masih butuh waktu untuk mengalir dari hulu hingga tiba ke jalur ini.
Jalur ini juga merupakan pecahan aliran dari kali, sehingga jika kali meluap, sebagian banjirnya melewati jalur ini. Belum lagi, karena jalur ini sempit dan juga cukup miring, maka alirannya bisa sangat deras kalau banjirnya banyak. Tetapi yang menyebabkannya lebih berbaha adalah bahwa tempat itu sering dijadikan tempat bermain oleh anak-anak. Mereka sering bermain luncuran di atas air, mirip luncuran sungguhan di permainan air. Di waktu-waktu tertentu, mereka tak mengira kalau bahaya bisa datang mengintai.
Bisa dibayangkan itu, ketika asyik-asyiknya mereka menikmati permainan mereka, banjit datang dan menyapu.
Comments
0 Comments

Tidak ada komentar: