Kamis, 30 Agustus 2012

Nitun Wai Matan


Pemuatan cover atas ijin YTIB
Air tak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, baik di masa lampau, masa kini, dan di masa yang akan datang. Oleh para pendahulu kita, keberadaan air terutama mata air sering dituturkan dalam bentuk mitos-motos tentang asal-usul mata air tersebut.
Mitos mitos ini ‘bukannya rekaman atau catatan historis’ (sebagaimana tertulis dalam tinjauan isi buku di halaman sampul), tetapi ‘menyimpan keyakinan dan pandangan’ tentang makna air yang terus diwariskan dalam bentuk yang khas secara turun temurun dalam masyarakat kita.
Dalam buku setebal 48 halaman plus xx halaman pengantar ini, telah dihimpun lima mitos tentang asal usul mata air dari lima tempat berbeda seputar wilayah etnis Lamaholot. Empat dari lima kisah ini memiliki kemiripan dalam struktur cerita maupun maknanya: air ternyata sama berharganya dengan martabat seorang perempuan. Dituturkan bahwa terdapat sejumlah perempuan yang diserahkan menjadi milik para dewa/nitu sehingga mata air dapat mengalir dan member kehidupan bagi penduduk.
Tak sekadar mitos, kita pun telah dibantu dengan sejumlah tarikan makna filosofis maupun langkah tafsir yang telah dilakukan oleh Paul Budi Kleden atas mitos ini dalam sekapur sirihnya di awal halaman.
So, nitun wai matan sungguh layak masuk dalam koleksi bacaan anda. (smpt)

Judul                     : Nitun Wai Matan, Mitologi Lamaholot Tentang Saudari Air
Penerbit                : Penerbit Ledalero (Anggota IKAPI)
Tahun Terbit          : 2009
Penulis                  : Petrus Nong (Editor)
ISBN 9789799447678 
Comments
0 Comments

Tidak ada komentar: