Pemuatan cover atas ijin YTIB |
Air tak dapat dipisahkan dari
kehidupan manusia, baik di masa lampau, masa kini, dan di masa yang akan datang. Oleh para
pendahulu kita, keberadaan air terutama mata air sering dituturkan dalam bentuk
mitos-motos tentang asal-usul mata air tersebut.
Mitos mitos ini ‘bukannya
rekaman atau catatan historis’ (sebagaimana tertulis dalam tinjauan isi buku di
halaman sampul), tetapi ‘menyimpan keyakinan dan pandangan’ tentang makna air
yang terus diwariskan dalam bentuk yang khas secara turun temurun dalam
masyarakat kita.
Dalam buku setebal 48 halaman
plus xx halaman pengantar ini, telah dihimpun lima mitos tentang asal usul mata
air dari lima tempat berbeda seputar wilayah etnis Lamaholot. Empat dari lima
kisah ini memiliki kemiripan dalam struktur cerita maupun maknanya: air
ternyata sama berharganya dengan martabat seorang perempuan. Dituturkan bahwa
terdapat sejumlah perempuan yang diserahkan menjadi milik para dewa/nitu sehingga mata air dapat mengalir
dan member kehidupan bagi penduduk.
Tak sekadar mitos, kita pun
telah dibantu dengan sejumlah tarikan makna filosofis maupun langkah tafsir
yang telah dilakukan oleh Paul Budi Kleden atas mitos ini dalam sekapur
sirihnya di awal halaman.
So, nitun wai matan sungguh
layak masuk dalam koleksi bacaan anda. (smpt)
Judul :
Nitun Wai Matan, Mitologi Lamaholot Tentang Saudari Air
Penerbit :
Penerbit Ledalero (Anggota IKAPI)
Tahun Terbit :
2009
Penulis :
Petrus Nong (Editor)
ISBN 9789799447678
ISBN 9789799447678