Kamis, 03 Januari 2013

Hantu!!




Saya adalah orang yang tidak terlalu takut pada hantu. Mungkin iya. Tapi itu sekarang. Dulu, saya pernah diserang oleh fenomena menakutkan ini, kira-kira waktu usia saya sepuluh tahun. Saya masih di kelas 4 SD waktu itu.
Sendirian, saya tidur di kamar depan kalau biasanya anggota keluarga lain sedang jaga kebun di ujung musim hujan. Biasanya, kalau dekat musim panen, kebun palawija kecil kami selalu berada di bawah ancaman hama binatang. Bapak rutin menjaganya setiap malam hingga pagi. Saya hanya sesekali menemani ke kebun dekat hutan tersebut.
Tiap malam di musim-musim itu, kami biasanya makan malam agak telat karena ibu memasaknya setelah pulang kebun. Makanya, waktu menunggu makan saya manfaatkan untuk tidur sejenak. Pas jam makan, baru anggota keluarga yang lain datang dan membangunkan. Tidur siang adalah hal yang tak pernah saya lakukan. Saya waktu itu bahkan heran bahwa orang ternyata bisa tidur siang, karena setahu saya, orang hanya tidur ketika gelap tiba.
Suatu ketika, saya terjaga sebelum makan malam ini. Lampu pelita ada di sisi kiri saya. Saya menghadap kearah timur, arah muka rumah kami, di mana ada jendela yang menghadap ke halaman depan rumah. Dari sanalah pemandangan menyeramkan datang. Sebuah makhluk mirip laba-laba besar muncul dan menembus tembok rumah. Nyata! Di pusat tubuhnya, di mana harusnya ada perut dada dan kepala, hanya ada sebuah bulatan mirip bola kasti.
Lampu pelita memang agak suram, tapi makhluk itu terlihat cukup jelas. Ujung-ujung kakinya runcing, berwarna coklat tua. Sementara bulatan di tengahnya berwarna lebih terang. Tak terlihat ada mata di sana. Tetapi yang menakutkan, makhluk itu bergerak ke arah saya. Kalau saja rupa dan warnanya tak menyeramkan, dan ukurannya tidak selebar satu meter lebih, atau lengan-lengannya tak berujung runcing, saya mungkin tak terlalu takut.
Spontan, saya langsung teriak histeris. Ibu saya yang lebih dulu muncul dan menenangkan. Saya lantas bercerita tentang makhluk seram itu. Uh, memalukan. Jadi laki-laki kok takut. Tapi tak apa. Makhluk misterius itu pun akhirnya lenyap sendiri.
Terhitung, dua kali saya teriak-teriak histeris malam-malam. Melihat makhluk yang sama. Teriakan yang sama, tetapi yang kedua sudah tidak lantang lagi karena saya sudah ‘kenalan’ dengan si makhluk. Sesudah beberapa kali setelah itu, saya jadi cukup akrab dengan si makhluk. Yang saya tahu, makhluk itu hanyalah sebentuk bayangan di mata saya. Saya simpulkan begitu karena arah bergeraknya ternyata mengikuti ke mana otot mata saya membawanya. Jadi, ketika ia muncul, saya siasati. Pandangan mata saya mengikuti arah ekornya, sehingga ia tampak bergerak menjauh, bukan malah mendekat dan membuat saya yang masih kanak-kanak ini ketakutan. Saya juga sempat pelajari, bahwa makhluk itu muncul ketika ada cahaya suram yang datang dari arah kiri saya, dengan posisi rata dengan posisi mata saya, yaitu cahaya lampu pelita ini.
Sampai kini saya tidak lagi tinggal di kamar itu, karena pindah tinggal di asrama sekolah. Fenomena yang sama tidak saya alami lagi.
Ada lagi fenomena lain yang sempat saya pelajari, bahwa pola yang kita bayangkan ternyata bisa membuat bayangan tampak nyata dan takkan hilang, bertahan hingga beberapa menit. Ini saya alami pada suatu malam ketika saya ada bersama sekelompok pemburu unggas liar. Malam itu, kami datangi target yang sudah kami tandai. Burung murai hutan, yang biasanya minum sari bunga dari pohon dadap. Di hutan, mereka tinggal berkelompok di satu pohon ketika malam tiba. Letak pohon inilah yang jadi incaran kami. Kami naik di pohon lain yang lebih pendek di dekat pohon tempat mangkal burung-burung itu.
Sembari menunggu kedatangan rombongan unggas, sorotan mata saya mengarah ke sebuah tempat yang sempat dimitoskan sebagai tempat keramat. Gelap di sana, dan tampaknya lebih gelap dari lokasi lainnya. Jika bayangan daun-daun yang dipermainkan angin tampak bergoyang di lokasi lain, di tempat itu semuanya tampak kaku dan mati. Di gelap yang pekat itu, saya coba berimajinasi membentuk bayangan makhluk-makhluk yang tidak biasa. Sosok tengkorak, sosok pria tua dengan wajah asing dan badannya berbulu, dan sosok pria kecil memegang senjata dan lain-lain. Saya coba susun sosok mereka dalam imajinasi saya di ruang gelap itu. Makhluk-makhluk setan itu saya letakkan di sana.
Fantastis! Dalam satu menit, sosok-sosok itu tampak nyata. Saya tutup mata saya, lalu buka kembali. Mereka masih ada di sana. Saya alihkan pandangan ke tempat lain, lalu melihat kembali ke sana. Mereka masih di sana, dengan wajah tegas mengarah ke kami. Yah, cukup ketakutan juga. Tapi, saya lalu sibukkan pikiran saya dengan usaha berburu kami dan tidak lagi menatap ke sana. Dalam setengah jam, bayangan itu telah pudar.
Lalu, pernah dengar kisah bola api? Benda bundar bercahaya yang terbang rendah malam-malam? Saya pernah ikut kelompok olahraga pencak silat di kampung, yang salah satu kegiatannya adalah latihan dan meditasi pada dini hari di tempat sepi.
Di sanalah saya lihat benda seperti itu. Ragu-ragu juga. Apa ini yang dinamakan benda langit, ataukah cuma bayangan tipuan mata? Kalau benda langit, kenapa terbangnya begitu rendah, bahkan merendah hingga latar belakang bukit masih lebih tinggi, yang artinya ia bukan lagi di langit latar belakang, tetapi sudah sampai di dataran dekat kami.
Pernah sebanyak tiga kali saya menyaksikan bola-bola cahaya ini. Ukurannya sangat besar. Melintas langit yang kemudian cahayanya lenyap seketika, dalam jangka sekitar tiga detik. Langit tiba-tiba tampak benderang, tapi sinar itu tak sampai menerangi dataran tanah di sekitar kami.
Memang, sampai kini, saya masih percaya bahwa itu lebih berupa benda langit. Bayangan gelap di balik tadi yang saya kira bukit, mungkin saja adalah bayangan gelap dari formasi awan yang letaknya lebih jauh ke belakang. Tapi saya masih bertanya-tanya juga. Sebab benda langit semacam komet besar pun sering saya lihat. Tapi tak sebesar bola-bola api ini yang tampak jauh lebih dekat.
Yah, begitulah. Kita selalu dikelilingi peristiwa dan rupa-rupa interpretasinya.
Comments
1 Comments

1 komentar:

agen sbobet mengatakan...

percayalah gan hantu itu. ada jika kita terlalu dalam merasakan keberadaannya..hehe


thanks gan. have a nice day.