![]() |
Gambar: emilychasesmith.com |
Mobilitas penduduk makin tinggi, alternatif sarana penyeberangan makin tersedia. Yap, buat anda yang hendak menyeberang dari Adonara ke Larantuka atau
sebaliknya, anda bisa menggunakan penyeberangan Wailebe. Letaknya beberapa
kilometer sebelum dermaga Tobilota jika anda dari Waiwerang. Atau di sebelah
barat dermaga Larantuka kalau anda dari arah sebaliknya.
Saya pertama kali lewat rute ini dari arah pelabuhan Larantuka beberapa bulan sebelumnya. Menurut seorang calon penumpang, kami sebaiknya menyeberang lewat
Wailebe untuk ke pulau Adonara. Alasannya, perahu Tobilota hanya akan berangkat ketika
penumpangnya cukup banyak. Sementara perahu jurusan Wailebe lebih sering bolak-balik. Kami lalu mengecek keberadaan perahu-perahu tersebut di di sebelah barat dermaga, di tempat peti-peti kemas ditumpuk. Dan betul. Di sana terlihat sejumlah perahu yang siap melayani kebutuhan kami.
Untuk kedua kalinya, sore kemarin meluncur ke Larantuka
lewat Tobilota, eh lebih tepatnya Wailebe. Hujan sepanjang perjalanan. Tidak
apa. Ada mantel. Tiba di sana, roda dua langsung saya geber menuju dermaga
kayu. Meski di bawah hujan, kesibukan di sana tampak tak berhenti.
Perahu penyeberangan di sini adalah perahu kecil seukuran
ketinting Tanah Merah. Perbedaan ada pada pelabuhannya. Di sini hanya ada dermaga alami, di ujungnya
malah terbuat dari susunan kayu yang dibuat sendiri oleh warga setempat. Ada
beberapa perahu yang antri bolak-balik di sini. Saya adalah penumpang terakhir,
dan angkutan laut itu pun berangkat.
Di dalam sudah ada seorang pedagang dari luar pulau,
seorang guru, seorang ibu, dan seorang anak. Tampak sibuk mengeringkan beberapa
bagian tubuh yang basah. Memang, masih hujan juga sepanjang perjalanan laut
ini. Awak perahu ini sendiri ada tiga orang.
Menurut sejumlah teman yang asalnya dari pulau-pulau yang
jauh, lautan yang dikelilingi pulau ini terlihat lebih mirip danau. Alasannya,
yah karena tampak dikelilingi oleh daratan. Bisa juga dikira sungai karena arus
yang mengalir kencang. Tetapi jika coba merasai airnya, yah tentu asin hehehe.
Tiba di dermaga Larantuka, hujan sudah reda. Tempat
pendaratan adalah di sebelah barat, dekat peti-peti kemas. Oh, ya. Untuk ongkos
perahu di sini adalah lima ribu. Ongkos kendaraan roda dua lima belas ribu.