Senin, 22 Juli 2013

Penyeberangan Wailebe


Gambar: emilychasesmith.com

Mobilitas penduduk makin tinggi, alternatif sarana penyeberangan makin tersedia. Yap, buat anda yang hendak menyeberang dari Adonara ke Larantuka atau sebaliknya, anda bisa menggunakan penyeberangan Wailebe. Letaknya beberapa kilometer sebelum dermaga Tobilota jika anda dari Waiwerang. Atau di sebelah barat dermaga Larantuka kalau anda dari arah sebaliknya.
Saya pertama kali lewat rute ini dari arah pelabuhan Larantuka beberapa bulan sebelumnya. Menurut seorang calon penumpang, kami sebaiknya menyeberang lewat Wailebe untuk ke pulau Adonara. Alasannya, perahu Tobilota hanya akan berangkat ketika penumpangnya cukup banyak. Sementara perahu jurusan Wailebe lebih sering bolak-balik. Kami lalu mengecek keberadaan perahu-perahu tersebut di di sebelah barat dermaga, di tempat peti-peti kemas ditumpuk. Dan betul. Di sana terlihat sejumlah perahu yang siap melayani kebutuhan kami.
Untuk kedua kalinya, sore kemarin meluncur ke Larantuka lewat Tobilota, eh lebih tepatnya Wailebe. Hujan sepanjang perjalanan. Tidak apa. Ada mantel. Tiba di sana, roda dua langsung saya geber menuju dermaga kayu. Meski di bawah hujan, kesibukan di sana tampak tak berhenti.
Perahu penyeberangan di sini adalah perahu kecil seukuran ketinting Tanah Merah. Perbedaan ada pada pelabuhannya.  Di sini hanya ada dermaga alami, di ujungnya malah terbuat dari susunan kayu yang dibuat sendiri oleh warga setempat. Ada beberapa perahu yang antri bolak-balik di sini. Saya adalah penumpang terakhir, dan angkutan laut itu pun berangkat.
Di dalam sudah ada seorang pedagang dari luar pulau, seorang guru, seorang ibu, dan seorang anak. Tampak sibuk mengeringkan beberapa bagian tubuh yang basah. Memang, masih hujan juga sepanjang perjalanan laut ini. Awak perahu ini sendiri ada tiga orang.
Menurut sejumlah teman yang asalnya dari pulau-pulau yang jauh, lautan yang dikelilingi pulau ini terlihat lebih mirip danau. Alasannya, yah karena tampak dikelilingi oleh daratan. Bisa juga dikira sungai karena arus yang mengalir kencang. Tetapi jika coba merasai airnya, yah tentu asin hehehe.
Tiba di dermaga Larantuka, hujan sudah reda. Tempat pendaratan adalah di sebelah barat, dekat peti-peti kemas. Oh, ya. Untuk ongkos perahu di sini adalah lima ribu. Ongkos kendaraan roda dua lima belas ribu.

Comments
2 Comments

2 komentar:

Bang Ancis mengatakan...

Alow ama, engko mio pi Adonara ena? kita dari Bugaliman....

Admin mengatakan...

Go'e dari Lamawolo, yg klub bola El Ganda tu.....