Jumat, 05 Juli 2013

Summer Job ala Remaja Adonara


Gambar: communitygroundworks.com
Di kalangan sekolah menengah hingga anak-anak kuliahan di Amrik sana, sering ada waktu liburan yang tepat di musim panas. Di saat itulah anak-anak sekolahan mulai manfaatkan waktu luang untuk sejumlah kegiatan. Bisa liburan ke luar negeri, kemping di desa-desa serta lokasi berdekatan, atau justru dengan bekerja di ladang, peternakan, pom bensin, atau toko-toko.
Kerja musim panas ini yang sering dikenal dengan sebutan Summer Job. Nah, lupakan soal luar negeri. Di kampung-kampung di Adonara pun sejumlah anak sering memanfaatkan waktu liburan mereka dengan berkerja. Sebut saja sekelompok remaja belasan tahun yang memanfaatkan waktu dengan bekerja di ladang. Secara berkelompok, mereka diupah untuk bekerja seharian. Tersebutlah Erik, Viser, Laga, Simon, Awi, dan Wili, yang adalah anak Sekolah Dasar di SDI Lamawolo di desa Watobaya, Kecamatan Adonara Barat. Pada Senin (1/7) kemarin, mereka tampak mengerjakan tahapan pembersihan kebun milik Pak Tinus Soka di bilangan kampung Kero Puken yang berdekatan.
Para pria muda asal kampung Lamalewa itu tampak mengerjakan ladang dengan bersemangat. Meski masih remaja, pekerjaan mereka lakukan dengan sungguh-sungguh. Pemilik kebun pun menyediakan segala keperluan mereka layaknya dilakukan untuk para petani dewasa. Dari ngopi di pagi hari, sarapan, hingga makan siang. Tentu saja, ditambah minuman penyegar.
Pekerjaan yang merupakan tahapan kegiatan bertani seperti ini tampak mulai menghilang di sejumlah kampung dengan mayoritas bermata pencaharian petani ini. Kini, petani lebih mengandalkan hasil tanaman industri, sementara tanaman palawija dan hortikultura mulai ditinggalkan. Dengan demikian, kelompok-kelompok petani  yang secara rutin mengerjakan tahapan kegiatan berladang pun mulai tampak menghilang.
Sementara itu, sejumlah tahapan kegiatan berladang butuh jumlah tenaga kerja yang besar, sementara kegiatan di kebun komoditi industri cukup dengan tenaga kerja yang dipenuhi dari rumah tangga bersangkutan atau kerabat terdekat. Kesempatan ini yang sering dimanfaatkan oleh para remaja ini. Meski masih berstatus pelajar, secara berkelompok mereka telah mulai mengenal pekerjaan berladang. Tentu saja hanya untuk pengenalan dan membantu orang tua di waktu luang. Sementara untuk menjadikan pekerjaan itu sebagai kegiatan pokok tentu melanggar peraturan undang-undang perburuhan dan industri yang melarang pekerja anak.
Comments
0 Comments

Tidak ada komentar: