Selasa, 15 Agustus 2017

Petai Raksasa: Pernah Coba Kuliner Unik Ini?

Sumber: http://infbrs.blogspot.co.id
Heboh di koran Malaysia beberapa tahun lalu soal penemuan buah ‘petai raksasa’. Menurut berita yang beredar di sana, buah ini tidak bisa dimakan. Alasannya karena beracun. Padahal orang telah lama menjadikan buah ini sebagai makanan di pulau-pulau tetangga. Di Sumatra dan Bali, buah ini dijadikan kuliner. Di Afrika, orang menjadikan kulit dan biji buah sebagai bahan minuman semacam kopi.
Buah ini sebenarnya cukup dikenal di bumi Lamaholot. Orang lokal menyebutnya keso atau buah balam. Dalam bahasa Indonesia dinamai buah gandu. Dunia ilmiah mengenalnya dengan sebutan latin Entada phaseoloides (L.). Buah ini berasal dari tumbuhan jenis liana yang tumbuh di hutan-hutan tropis hingga subtropis, menyebar dari Afrika, Malaysia, Filipina, Indonesia hingga ke Australia. Tetapi siapa sangka kalau biji buah ini ternyata jadi kuliner yang lumayan memanjakan lidah?
Di kampung, barangkali hanya keluarga saya yang meneruskan warisan kuliner nenek moyang ini. Menjadikan biji buah ini sebagai salah satu sumber makanan. Tetapi sayang, sekarang tidak lagi saya cicipi karena sulit dijumpai. Rasa penganan ini agak tawar tapi sedikit gurih seperti kacang. Supaya lebih sedap, penyajiannya ditambahkan sedikit kelapa parut.

Begini cara pengolahannya. Mula-mula, buah ini dibakar di dalam api sampai isinya agak kekuning-kuningan. Tapi awas, jangan sampai gosong. Setelah itu, biji dipecah dari kulitnya yang berwarna coklat itu. Keluarkan isinya, lalu rendam dalam air. Setelah direndam beberapa hari, bijinya akan menjadi lunak. Air rendaman harus selalu diganti tiap setengah hari. Air berfungsi menghilangkan rasa pahit atau sepat yang kemungkinan juga mengandung racun. Setelah lunak, biji berwarna putih itu lalu diiris menjadi tipis tipis. Makanan ini lalu dimakan begitu saja tanpa dimasak lagi. Ia pun tak mudah busuk.
Belum ada penelitian tentang kandungan racun buah ini. Tetapi dalam dosis rendah, kandungan buah malah dimanfaatkan sebagai obat seperti yang digunakan orang-orang di Filipina. Bagian tertentu tumbuhan ini dimanfaatkan sebagai sampo herbal. Sering pula digunakan penduduk untuk bahan rac*n ikan.

Yang jelas, makanan yang ini rasanya enak dan patut anda coba. Biji buah ini tak sulit ditemui di hutan-hutan. Anak-anak desa malah memanfaatkan biji buah ini sebagai alat permainan. Di Australia dijadikan sebagai oleh-oleh untuk turis. Tetapi mereka tidak sepenuhnya sadar bahwa buah itu bisa dijadikan bahan makanan.
Sumber:Hortipedia



Comments
1 Comments

1 komentar:

Anonim mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.