Sumber: http://infbrs.blogspot.co.id |
Heboh di koran Malaysia beberapa tahun
lalu soal penemuan buah ‘petai raksasa’. Menurut berita yang beredar di sana, buah
ini tidak bisa dimakan. Alasannya karena beracun. Padahal orang telah lama
menjadikan buah ini sebagai makanan di pulau-pulau tetangga. Di Sumatra
dan Bali, buah ini dijadikan kuliner. Di Afrika, orang menjadikan kulit dan
biji buah sebagai bahan minuman semacam kopi.
Buah ini sebenarnya cukup dikenal di bumi
Lamaholot. Orang lokal menyebutnya keso atau buah balam. Dalam
bahasa Indonesia dinamai buah gandu. Dunia ilmiah mengenalnya dengan sebutan
latin Entada phaseoloides (L.). Buah ini berasal dari tumbuhan
jenis liana yang tumbuh di hutan-hutan tropis hingga subtropis, menyebar dari
Afrika, Malaysia, Filipina, Indonesia hingga ke Australia. Tetapi siapa sangka
kalau biji buah ini ternyata jadi kuliner yang lumayan memanjakan lidah?
Di kampung, barangkali hanya keluarga saya
yang meneruskan warisan kuliner nenek moyang ini. Menjadikan biji buah ini
sebagai salah satu sumber makanan. Tetapi sayang, sekarang tidak lagi saya cicipi
karena sulit dijumpai. Rasa penganan ini agak tawar tapi sedikit gurih seperti
kacang. Supaya lebih sedap, penyajiannya ditambahkan sedikit kelapa parut.
Begini cara pengolahannya. Mula-mula, buah
ini dibakar di dalam api sampai isinya agak kekuning-kuningan. Tapi awas,
jangan sampai gosong. Setelah itu, biji dipecah dari kulitnya yang berwarna
coklat itu. Keluarkan isinya, lalu rendam dalam air. Setelah direndam beberapa
hari, bijinya akan menjadi lunak. Air rendaman harus selalu diganti tiap
setengah hari. Air berfungsi menghilangkan rasa pahit atau sepat yang
kemungkinan juga mengandung racun. Setelah lunak, biji berwarna putih itu lalu
diiris menjadi tipis tipis. Makanan ini lalu dimakan begitu saja tanpa dimasak
lagi. Ia pun tak mudah busuk.
Belum ada penelitian tentang kandungan
racun buah ini. Tetapi dalam dosis rendah, kandungan buah malah dimanfaatkan
sebagai obat seperti yang digunakan orang-orang di Filipina. Bagian tertentu
tumbuhan ini dimanfaatkan sebagai sampo herbal. Sering pula digunakan penduduk
untuk bahan rac*n ikan.
Yang jelas, makanan yang ini rasanya enak
dan patut anda coba. Biji buah ini tak sulit ditemui di hutan-hutan. Anak-anak
desa malah memanfaatkan biji buah ini sebagai alat permainan. Di Australia dijadikan
sebagai oleh-oleh untuk turis. Tetapi mereka tidak sepenuhnya sadar bahwa buah
itu bisa dijadikan bahan makanan.
Sumber:Hortipedia |