Senin, 28 Mei 2018

Dari Adonara ke Solor, Penyeberangan Lamakera Pilihannya!

Bagi orang-orang Adonara terutama di kawasan Tengah hingga Barat, bepergian ke pulau Solor selalu dilakukan via Larantuka. Jalur ini rutin dilayani oleh perahu perahu "bus laut" dengan jadwal tetap. Ada dua kali perjalanan. Dari Adonara ke Larantuka, kemudian dilanjutkan dari Larantuka ke Solor. Ukuran perahu penyeberangan  ini cukup besar,  bisa menampung hingga seratus orang penumpang.
Tapi ternyata ada pilihan lainnya. Bagi yang ingin bepergian kapan saja tanpa terikat oleh jadwal, ada juga layanannya kok .  Anda bisa manfaatkan perahu penyeberangan berukuran kecil. Ya, cobalah penyeberangan Waiwerang-Lamakera. Dari Lamakera, anda bisa melanjutkannya perjalanan selebihnya via darat. Jadi, anda tidak harus transit dulu ke Larantuka sebelum ke Solor. Sudah tersedia penyeberangan langsung ke sana.
Bepergian lewat jalur ini sering saya lakukan kalau ada urusan kantor ke Menanga. Adonara dan Solor memang berdekatan.  Titik terdekat letaknya di Solor Timur, yaitu Lamakera ke Waiwerang. Sebagai penghubung, warga setempat memanfaatkan perahu penyeberangan berukuran kecil.
Perahu ini pun melayani penyeberangan roda dua. Karena ukurannya yang sempit, meletakkan kendaraan roda dua di atas perahu cukup sulit. Si pemilik harus menjaga agar roda duanya tetap tegak. Tak ada tali temali yang digunakan untuk menyatukan roda dua ke perahu.  Jadi, yang tidak terbiasa di laut atau tidak bisa berenang sebaiknya mengurungkan saja niat menyeberang dengan membawa roda dua. Tapi bagi warga setempat, urusan ini mudah saja. Toh, itu adalah kebiasaan sehari-hari mereka. Malah jika anda amati, sering sekali kendaraan roda dua diseberangkan meski tampak cukup berbahaya.
Untuk roda dua, ongkos menyeberang seharga lima puluh ribu rupiah. Sementara untuk penumpang, ongkosnya lima ribu rupiah. Tarif ini berlaku saat tulisan ini dibuat (2018). Mayoritas yang memanfaatkan layanan ini adalah para pedagang ikan dari Solor yang berjualan di pasar Waiwerang, Senadan, juga beberapa pasar lainnya di Adonara.
Jalur penyeberangan ini cukup ramai pada hari pasar. Setiap Senin dan Kamis, setiap lima menit ada saja perahu yang berangkat atau tiba dari seberang. Sementara di luar hari pasar, dalam sehari sekitar empat atau lima kali perahu bolak-balik. Anda bisa menanyai jadwalnya pada orang-orang yang memanfaatkan layanan ini. Mereka biasanya menunggu di timur dermaga Waiwerang. Atau di sebelah barat dermaga jika air laut sedang penuh.
Kalau sudah  tiba di Lamakera, mintalah supaya anda diturunkan di pelabuhan Lamakera. Soalnya, mereka biasa menurunkan penumpang di pantai dekat pemukiman penduduk. Jika diturunkan di pemukiman, anda bisa menuju jalan raya melewati lorong-lorong di antara perumahan.
Selain ke Lamakera, ada juga perahu yang melayani ke Menanga. Tetapi jumlah perahunya terbatas dan jadwalnya tidak tentu.
Foto: Rewang Kito Galo
Desa Lamakera tampak dari arah laut.

Comments
2 Comments

2 komentar:

Tuteh mengatakan...

Wah hahaha. Akhirnya.
Tahun 2011 saya pernah berwisata religi saat Semana Santa di Larantuka. Sabtunya ke Adonara naik bis laut hehehe. Pulangnya dr Tana Merah (maaf kalau salah tulis nama) ke Larantuka hanya 15an menit. Belum pernah ke Solor, tapi pernah nyaris terangkut ke Lembata (salah kapal).
Sedap postingan ini. Jadi nostalgia deh saya hehehe.

Simpet Soge mengatakan...

Ada kerabat yg di adonara kah? Banyak teman kantor adonara yg asal Ende tuh, pasti seru perjalanannya. Ke tempat baru biasanya jd lebih terkesan karena pertama berkunjung. BTW, saya masih belajar banyak dari konten blognya Mbak Tuteh yg keren2 abis.....