Bagi
orang-orang Adonara terutama di kawasan Tengah hingga Barat, bepergian ke pulau
Solor selalu dilakukan via Larantuka. Jalur ini rutin dilayani oleh perahu
perahu "bus laut" dengan jadwal tetap. Ada dua kali perjalanan. Dari
Adonara ke Larantuka, kemudian dilanjutkan dari Larantuka ke Solor. Ukuran
perahu penyeberangan ini cukup
besar, bisa menampung hingga seratus
orang penumpang.
Tapi
ternyata ada pilihan lainnya. Bagi yang ingin bepergian kapan saja tanpa
terikat oleh jadwal, ada juga layanannya kok .
Anda bisa manfaatkan perahu penyeberangan berukuran kecil. Ya, cobalah
penyeberangan Waiwerang-Lamakera. Dari Lamakera, anda bisa melanjutkannya
perjalanan selebihnya via darat. Jadi, anda tidak harus transit dulu ke
Larantuka sebelum ke Solor. Sudah tersedia penyeberangan langsung ke sana.
Bepergian
lewat jalur ini sering saya lakukan kalau ada urusan kantor ke Menanga. Adonara
dan Solor memang berdekatan. Titik
terdekat letaknya di Solor Timur, yaitu Lamakera ke Waiwerang. Sebagai
penghubung, warga setempat memanfaatkan perahu penyeberangan berukuran kecil.
Perahu
ini pun melayani penyeberangan roda dua. Karena ukurannya yang sempit,
meletakkan kendaraan roda dua di atas perahu cukup sulit. Si pemilik harus
menjaga agar roda duanya tetap tegak. Tak ada tali temali yang digunakan untuk
menyatukan roda dua ke perahu. Jadi,
yang tidak terbiasa di laut atau tidak bisa berenang sebaiknya mengurungkan
saja niat menyeberang dengan membawa roda dua. Tapi bagi warga setempat, urusan
ini mudah saja. Toh, itu adalah kebiasaan sehari-hari mereka. Malah jika anda
amati, sering sekali kendaraan roda dua diseberangkan meski tampak cukup
berbahaya.
Untuk
roda dua, ongkos menyeberang seharga lima puluh ribu rupiah. Sementara untuk
penumpang, ongkosnya lima ribu rupiah. Tarif ini berlaku saat tulisan ini
dibuat (2018). Mayoritas yang memanfaatkan layanan ini adalah para pedagang
ikan dari Solor yang berjualan di pasar Waiwerang, Senadan, juga beberapa pasar
lainnya di Adonara.
Jalur
penyeberangan ini cukup ramai pada hari pasar. Setiap Senin dan Kamis, setiap
lima menit ada saja perahu yang berangkat atau tiba dari seberang. Sementara di
luar hari pasar, dalam sehari sekitar empat atau lima kali perahu bolak-balik.
Anda bisa menanyai jadwalnya pada orang-orang yang memanfaatkan layanan ini.
Mereka biasanya menunggu di timur dermaga Waiwerang. Atau di sebelah barat
dermaga jika air laut sedang penuh.
Kalau
sudah tiba di Lamakera, mintalah supaya
anda diturunkan di pelabuhan Lamakera. Soalnya, mereka biasa menurunkan
penumpang di pantai dekat pemukiman penduduk. Jika diturunkan di pemukiman,
anda bisa menuju jalan raya melewati lorong-lorong di antara perumahan.