Senin, 14 Oktober 2019

Star Shot: Penjelajahan Antar Bintang yang Akan Jadi Kenyataan

Penjelajahan antar bintang selama berabad-abad memang tak pernah terbayangkan oleh manusia. Namun saat ini, teknologi tersebut telah mendekati kenyataan. Berpuluh-puluh benda canggih telah dikirim oleh manusia dalam perjalanan jauh meninggalkan planet asal.
Di akhir abad XX, obyek terjauh yang sudah dikirim oleh spesies cerdas dari planet Bumi adalah wahana Voyager. Wahana antariksa tak berawak ini perjalanannya sudah jauh melewati Pluto menuju arah luar tatasurya. Kecepatan jelajahnya jangan ditanya: empat ratus kali kecepatan peluru!
Dengan laju yang demikian besar, voyager nyatanya belum dapat dikatakan meninggalkan tata surya kita. Awan Oort yang dianggap sebagai batas tatasurya pun belum sempat ia lampaui. Dan untuk sampai ke bintang terdekat, ia masih butuh waktu hingga tujuh ribuan tahun lagi. Sayangnya, komunikasi dengan pusat kendali di bumi akan terhenti beberapa tahun ke depan sehingga wahana tersebut akan hilang selamanya dalam perjalanan panjang di antara bintang-bintang.
Beruntung, teknologi kita semakin bergerak maju. Pencapaian kecepatan jelajah tertinggi saat ini dipegang oleh wahana baru bernama Parker. Saat ini, Parker sedang mensurvey bagian luar korona matahari. Kecepatan jelajahnya sangat luar biasa, lebih dari sepuluh kali lipat kecepatan Voyager. Dengan kecepatan tersebut, ia 'hanya' butuh waktu sekitar 680 tahun untuk mencapai bintang terdekat. Tapi.... itu masih lumayan lama kan?
Sabar..... masih ada pencapaian baru lainnya yang akan segera jadi kenyataan. Namanya Star Shot. Wahana ini digadang-gadang tiga puluhan kali lebih cepat dari Parker atau setara dengan 0.2 kali kecepatan cahaya. Wow betulkah? Iya, betul. Namun dengan kecepatan yang seperlima kali cahaya, massa wahana antariksa ini dibuat sekecil-kecilnya, hanya mencapai beberapa gram saja.
Membaca kecepatan yang dapat ia capai, anda pasti penasaran dengan energi penggerak yang digunakan. Bahan bakar apa yang menggerakannya? Wahana ini ternyata tidak membawa bahan bakar saudara-saudara. Gerakannya akan didorong dengan energi dari tatasurya kita. Prinsip kerjanya seperti perahu layar yang didorong angin. Karenanya, pada wahana ini akan dipasang layar supertipis dan lebar. Layar ini berfungsi menerima hembusan energi. Awalnya, ia akan terbang dengan energi yang terpancar dari matahari. Setelah menjauh, ia akan didorong dengan pancaran laser berenergi tinggi yang ditembakkan dari suatu tempat di tatasurya kita.
Cara kerja ini sering disebut 'Light Sail' alias melayari cahaya. Star Shot akan segera dikirim dalam perjalanan selama dua puluh tahun ke bintang terdekat yaitu Alpha Centaury untuk mensurvey dan mengirim informasinya ke Bumi. Perangkat elektronik canggih yang sangat ringan dicantolkan padanya, termasuk sebuah kamera. Dan untuk mencegah kegagalan misi, direncanakan untuk mengirim banyak wahana sekaligus. Survey tersebut diharapkan dapat menemukan planet lain di luar tatasurya yang berpotensi layak huni atau dapat dimanfaatkan.
Perkembangan peradaban memang sungguh menakjubkan. Dulu, orang hanya berlayar mencari benua baru. Namun hanya berselang beberapa abad kemudian, pencarian exoplanet sudah dimulai oleh species yang sama. Dalam beberapa puluh tahun mendatang, kita pun sudah bisa mengenali bintang tetangga dari jarak dekat, tidak sekadar meneropong dari jauh. Sistem bintang tersebut pun dikitari planet, dan ada kemungkinan punya kemiripan dengan bumi. Masih ada kemajuan lainnya yang menunggu untuk disingkap.
Tak hanya para ilmuwan, kita kalangan awam sendiri pun sudah bisa terpapar informasi kemajuan iptek terbaru. Informasi-informasi terkait teknologi ekplorasi luar angkasa mudah kita peroleh dalam genggaman. Berita-berita pada media arus utama hingga chanel-chanel youtube, semuanya berlomba menyediakan informasi terbaru. Maka tak heran jika dari pelosok pun kita bisa peroleh informasi tersebut.
Saya sendiri cukup gemar memelototi chanel-chanel terkait astronomi baik berbahasa indonesia maupun inggris. Dari sana, informasi populer tentang perkembangan terbaru bisa kita simak. Ada channel video realtime yang menampilkan citra permukaan bumi terlihat dari wahana International Space Station (ISS) yang sekaligus menayangkan aktivitas astronot di sana. ISS sendiri adalah salah satu mesin terbesar yang dibangun oleh beberapa negara dan mengorbit bumi beberapa kali dalam sehari.
Dari video realtime itu, kita bisa melihat bahwa warna langit ternyata hitam. Yang berwarna biru adalah atmosfer bumi kita sendiri. Memang, dari luar angkasa, bumi tampak sebagai bola biru di latar belakang langit yang hitam. Dari video-video yang beredar pun kita bisa menonton pendaratan bulan pertama kali oleh Neil Amstrong. Pun peluncuran pesawat Soyuz untuk antar jemput astronot ke stasiun luar angkasa ISS. Atau juga peluncuran satelit semacam Telkom beberapa waktu lalu.
Tentu saja informasi populer tersebut mudah saja dicerna oleh awam. Di sana tak banyak dipaparkan teori dan perhitungan matematika dan fisika yang njelimet. Cukup video real ataupun animasi CGI yang menggambarkan peristiwa tersebut. Pada dekade lalu, gambar-gambar tersebut hanya bisa kita pelototi di buku sains populer berharga mahal di perpustakaan sekolah. Namun kini, kita bisa menyimak informasi itu dalam genggaman. Selamat mencari tahu. (Simpet Soge, dari berbagai sumber)
Comments
0 Comments

Tidak ada komentar: